Mohon tunggu...
Biyanca Kenlim
Biyanca Kenlim Mohon Tunggu... Pekerja Mıgran Indonesia - Yo mung ngene iki

No matter how small it is, always wants to be useful to others. Simple woman but like no others. Wanita rumahan, tidak berpendidikan, hanya belajar dari teman, alam dan kebaikan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Meniti Senja di Sakarya Akyasi

27 Maret 2024   12:21 Diperbarui: 27 Maret 2024   14:02 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto Ver nando

 Titik kehidupan yang tak pernah diinginkan oleh wanita manapun.

Yang masih dingat dari panjangnya tulisan dalam kertas putih itu adalah baris terakhir. 

"Keputusan ada ditanganmu. Mau masuk Syurga seperti keinginan mu atau pilih jalanmu untuk kebahagiaanmu. Jangan khawatir apapun yang terjadi saya bertanggung jawab akan kedua anak kita. Dewa dan Nadia.  Tertanda : Herlambang Prasojo".

Siang menjelang sore masih terasa garangnya sang mentari  di Ibukota, di salah satu gang kecil Kareyna mengusap peluh sambil menenteng dua jerigen air yang diambil dari mushola RT sebelah sekalian sholat ashar dan numpang mandi disana.

Sudah hampir seminggu air PAM yang mengaliri rumah kontrakanya sedikit terganggu sedang ada perbaikan kabarnya. Dan itu sering terjadi, entahlah Kareyna tidak ingin mencari tahu lebih lanjut. 

Ditambah tadi si Dirman supir keluarga datang membawa amplop yang isinya sedikit menyusut, aahh. Semakin kusut saja pikiranya hari ini.

"Bu Karin, tidak pergi kerja hari ini, wah PAM masih ngadat juga bu, payah memang"  sapa Bu Wahyu tetangga kontrakan yang terkenal ramah.

"Tidak Jeng , nyonya besar sedang ke luar negeri dalam bebebrapa hari. Ini tadi bantuin Bu Hesti membuat pesanan nasi box. Iya nih sudah tradisi lah Jeng,  sudah  gak kaget hehe"  jawab Kareyna tak kalah ramah.

 Lingkungan nyaman yang membuat Kareyna dan kedua anaknya betah tinggal disitu walau jauh dari kata mewah.

Setelah menaruh jerigen disebelah kulkas satu pintu disudut dapur mungilnya, Kareyna menyelonjorkan kaki di sofa panjang yang mulai usang warnanya, mengambil ponsel dan mengirim pesan melalui laman WhatsApp 

"adek pulang makan tidak malam ini? Mama tidak masak"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun