"Tamam askim onemli degil yang penting kamu sudah sampai dengan selamat!"
Kadir mengambil alih koper dan mereka menuju mobil yang sudah dipersiapkan.
"Bagaimana besok mau ke Cappadocia atau ke Uskudar melatih kesabaran ?" Kadir bertanya sambil membukakan pintu mobil untuk Kareyna.Â
"Hahahaha..si pemancing ikan, Terserah kau saja" Kareyna tertawa renyah sambil menepuk pundak Kadir.
*
"Nereye gidiyorsun, canim?" Sapa Kadir santai di sofa sembari mengelus kus kus kucing kesayangan nya tatkala Kareyna jalan melewatnya.
"Kebelakang rumah sebentar, kocam" jawab Kareyna.
"Tamam" Â sahut Kadir tersenyum melempar tatap.
Menyusur jalan setapak berumput  tak jauh dibelakang rumah, Kareyna menuju kesebuah bongkahan batu besar disebelah pohon rindang tempat favorite nya.
Sejauh mata memandang hamparan rumput menghijau laksana permadani diantara pohon buah pulm yang rindang menyejukan.
Sepoi angin sore mengibaskan hijab ungunya. Hijab sederhana dengan motif bunga bunga  kesukaan memang membuat Kareyna tampak anggun, aura keibuan dan kecantikanya terlihat dari bulu alis yang tebal teratur bak semut berbaris dengan senyum manis yang selalu mengembang.