Sembari tersenyum, Mbak Sri menjawab Gombalan BD. Baiklah, biar malam ini segala rasa tentangmu aku luapkan ke dalam pelukanku(Sebut saja Bantal Guling), agar tak akan terlepas di bawah alam sadarku sekalipun dan memberi kehangatan hingga Fajar kembali menyinsing.
Tak sia-sia kita menikmati Kopi di Meja yang sama bukan? Tooh cantikmu kembali utuh setelah segala kisah-kasih-lusuh masalalu yang melekat dalam pikiranmu tercurah sudah kepada pemulung segala rasa seperti aku. Hehheee.. BD kembali tertawa riang.
Sesampainya di depan Kontrakan Mbak Sri, BD Â menitip pesan. Sri, jangan lupa untuk memeluk Gulingmu seerat mungkin, karena ada aku di dalamnya. Hehheeee...
Terima kasih ya bang, ditunggu traktiran berikutnya. (Canda Sri malam itu).
Lagi dan lagi Terima kasih, kali ke Empat ucapan yang sama dan hanya dibalas dengan senyuman semata.
Ya sudah kalau begitu, aku pamit dulu. Sembari mengucapkan salam BD Â melanjutkan perjalanannya menuju rumah Tantenya di Perumahan Belimbing, kota Padang.
Sebait Puisi milikku
Â
Taqdir,
Apa-apa yang kita kerjakan