"Cinta yang tak akan usai, cerita yang tak sepenuhnya terurai, cita yang seyogyanya menjadi derai."
 Jawabku, sembari menatap miris ke arah matanya yang tengah berbinar; kemerahan.
"Artinya?"
"Sri, masa lalu adalah masa dimana segalanya tak akan pernah terulang apalagi untuk bisa digapai kembali. Cerita yang masih terceritakan ialah histori yang masih tersimpan dalam hati; sedangkan baginya, mungkin hanya sekedar buaian menuju masa depan. Tentang cita bagimu, adalah segala sesuatu hal yang kamu inginkan untuk bisa sepenuhnya tercapai tapi caramu salah, kamu menjadikan segala hal yang pernah terjadi sebagai harapan---bukan sesuatu yang dikatakan ujian kehidupan."
"Sri, apa arti semua itu? Ada apa? Jika yang menjadi beban bagimu ialah apa yang tak mungkin diwujudkan akan tetapi masih saja kamu jadikan pemikiran."
*Hening*"
"Bang, aku boleh nanya?"
"Apa?"
"Siapa bagimu cinta?"
"Cinta bagiku ialah siapa yang mampu membuaiku ke arah nyaman. Cinta bagiku ialah dia yang sanggup membuatku berdamai. Cinta bagiku ialah dia yang sanggup membuiaiku ketika kesedihan lebih tajam dari peluru, sanggup membuatku lupa akan perih yang pernah aku dapati. Cinta bagiku adalah sosok yang terlahir sebagai pengusung langkah demi langkahku menuju pengharapan baru; bukan siapa yang hadir dan pernah mengisi waktu-waktuku hening di masa lalu."
Aduuh,, Serasa bercerita dengan sastrawan! Ucap Sri, sembari menyuguhkan sepelintir senyum. Ayuuk bang, aku temenin nyeruput Kopi; tapi kita ngopinya dimana? Kantin kan sudah tutup!