Tiba--tiba Jantung ini berdebar tak menentu ketika melihatnya melangkah mengarah ke arahku, makin dekat, mendekat, berjarak sejengkal dari bibir meja, dia melemparkan sumringah dari bibirnya dan berkata "Yuuk bang kita masuk kelas, Dosen Pengantar Ilmu Hukum sudah masuk", Â Terbata mulut ini menjawab I..iya, silahkan duluan, nanti aku nyusul.. Lalu dengan langkah kaki tegap, ia pergi dari hadapanku.
Heii....heii...heiii... Membuaiku termenung, (baru saja alam bersahabat denganku) begitu yang tiba tiba tersurat tepat di Jantung-Kalbu. Namun hanya sejenak, diri ini tersadar akan status yang tertulis jelas di selembar Kartu Tanda Penduduk(KTP), serasa alam memusuhiku.
Di sisi lain dan tanpa disadari, pertemuan tersebut membuatku menjadi sesosok pria yang paling bahagia saat itu, meski pertemuan hanya sesaat dan tanpa disengaja; mungkin untuk di awal, namun menurutku pertemuan itu merupakan pertemuan yang berkesan.
Dalam kelas, aku sengaja memilih duduk tepat satu baris di belakangnya. Dalam kata lain, dari arah Kanan tempat dia tersipu, aku menikmati suasana damai yang tak biasa aku rasakan. Tiba-tiba, dia menoleh ke kanan tepat ke arah Pena yang tadinya nyaman di tangan seorang Bidadari terjatuh. Yaa, bisa dibilang tepat ke bahagian bawah kursi tempatku menikmati paras yang baru saja aku kenal. Sontak tanpa basa-basi, tangan ini reflek mengarah ke bawah, mengambil Pena tersebut dan mengulurkannya tepat ke arah lembut Jemari sang Bidadari yang sedang tersenyum sembari mengucapkan, *makasih yaa*.
Terima kasih ketiga yang aku tak jua mampu menjawabnya, entah kenapa. Hanya kembali melemparkan senyum.
Sebenarnya bagiku, ada apa dengan ucapan "Terima Kasih" kenapa seorang aku kerap gugup bila mendengar kata itu? Kenapa jua tak bisa Menjawabnya? Bukan hanya dari seorang Sri, melainkan dari siapa saja yang mengucapkannya kepada saya pribadi.
Ohh Tuhan, ada apa denganku
 Gadis berkerudung Ungu,
Apa citamu?Yang pastinya bukan denganku
Bagaimana ceritamu?Yang pastinya aku ingin tau
Siapa cintamu? Yang pastinya bukan aku