Mohon tunggu...
Datuak Bandaro Sati
Datuak Bandaro Sati Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Coffee

Secangkir ialah rasa; ribuan cangkir juga rasa. Seberapapun, semua tentang rasa. Warna yang serupa tiada bisa untuk saling membatasi! #CoffeeTime

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

#CoffeeTime Cerita Singkat untuk Mbak Sri

18 Juli 2019   10:32 Diperbarui: 18 Juli 2019   10:39 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah tempat, nanti saja kita perbincangkan, tentang Kuliah malam kita sama-sama meliburkan diri bukan?

Masalah harapan; bagaimana kalau kita segerakan sekarang? Sebab aku tak tahan untuk menunggu lama agar bisa menyaksikan Kopi kita bersanding di Meja yang sama---Meski tidak akan mungkin kita yang bersanding.. Eehh... BD  sumbringah... Just kidding sist..Diseriusin aku juga ikhlas..Looh...Makin menjadi-jadilah pokoknya..

Palanta Coffee, 19.00Wib

 "Palanta Coffee" Menurut Imajinasimu, apa makna dari Palanta coffee?

Maknanya yaa, Serambi tempat penikmat Coffee menuangkan Imajinasinya. Kalau Akronimnya, PALANTA -- Penikmat Luapan Cinta. Hehheeee... (Mbak Sri turut tertawa kecil)

Rasanya sudah dua bulan saja kita saling mengenal, meski ketemunya cuma beberapa jam dalam dua hari perminggu, tapi kenapa ya; baru sekarang kita saling berbagi cerita? Rasanya udah hampir berganti tahun kita saling kenal, tepatnya lusa. Tapi kenapa baru sekarang kita memanfaatkan waktu untuk hal bermanfaat seperti ini? Ucap Sri.

Hei, tak bosankah kamu bermain denghan rasa-rasa? Yang harus kita nikmati utuh ialah waktu yang kita jalani saat ini dan mungkin hingga nanti. Itu menurutku. Bukankah tadi te;lah kita kaji? Bahwasanya waktu, tidak akan dapat kita kembalikan lagi. *Seruput Kopi*.

Sri kembali tersenyum, tampak jelas mimik di pipinya sudah kembali cerah seperti pertama kali aku memandangnya.

Cerita kami bukan hanya cerita. Dalam bercerita, kami saling menyelipkan beberapa bahasa dalam bahasan yang seharusnya sudah dari dahulu kami sampaikan. Tapia pa, ooh Tuhan baru sekarang memberikan kami waktu untuk saling berdekatan; meski duduk kami berseberangan.

Tanpa terasa, Jarum Panjang telah berputar dua putaran. Tepat pukul 22.00Wib

 Bagaimana kalau sekarang kita pulang? Aku antar kamu pulang  ke Kontrakanmu dan aku pulang ke rumah Tanteku yang tak jauh dari Kontrakanmu. Besok kan masih ada waktu untuk kita bertemu, rindunya dipendam dulu saja untuk mala mini? Bagaimana? *Gombalan maut mulai merambat di antara keakraban mereka*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun