Mohon tunggu...
Datuak Bandaro Sati
Datuak Bandaro Sati Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Coffee

Secangkir ialah rasa; ribuan cangkir juga rasa. Seberapapun, semua tentang rasa. Warna yang serupa tiada bisa untuk saling membatasi! #CoffeeTime

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

#CoffeeTime Cerita Singkat untuk Mbak Sri

18 Juli 2019   10:32 Diperbarui: 18 Juli 2019   10:39 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Room Karaokean, kami semua nyanyi bergantian. Rencana awal Cuma 2Jam, namun karena titik kepuasan Manusia ciptaan-Nya tiada batas, kami Karaokean menjadi 3Jam. Begitu teruis di hari Sabtu berikutnya.

Yang paling berkesan ialah menit-menit terakhir kami Karaokean. Suasana semakin marak bisa dibilang :Kegirangan: tanpa disadari kami semua bergoyang tanpa birama.. hahhaaa.. Ups, Ralat, bukan semua tapi ada satu (Sri) yang hanya duduk diam namun menyisihkan senyum ke arah mereka yang tengah menghibur kegalauan. Hahhaaaaaa ...

Lalu, Sontak Sri bertanya. Bang tau lagu "Memori Berkasih"? Kita duet lagu Ini yuuk.

Duuh, awalnya saya terheran karena lagu ini Vokalnya rterlalu tinggi. Tapi ya apa di kata, cukup Ke'PDan saja untuk bernyanyi, tooh nggak ada team Penilai disini; apa lagi Juri, kita kan nggak sedang berkompetisi.

Tapi dalam Hati, aku pribadi sungguh tersayat dengan lagu ini. Terlebih di bahagian lirik "Sungguh ku terharu dan Pilu, Kasih kusemai kau abaikan. Putusnya Ikatan Cinta, Mungkin tiada Jodoh kita." Entahlah itu kenapa, Cuma merinding saja mendengar Sri menyampaikan bait lagu ini. Itu aku, entah bagi dia atau mereka. Hehheeeee...

Tiga jam berlalu begitu saja. 17.50Wib ketika itu. Bagaimana teman-teman Ucap Wahyu, kita makan dulu atau langsung ke Kampus? Sebahagian besar hanya mengikut untuk keputusan bersama. Kita makan dulu saja, Ucap Yulia.

Berbarengan pun kami pergi makan, bercanda ria, bercengkrama, bercerita dan banyak ber ber lainnya yang sulit dirinci satu persatu. Dan selanjutnya kami kembali ke Kampus ketika Senja telah berlalu.

Sembari berbisik ke kanan tempat Sri duduk, aku melantunkan tanya kepada Sri.

"Hei Mbak, Ada apa dengan Senjamu tanpa langit Jingga hari ini?" *Tersenyum*

"Senjaku penuh nyanyian, ada Suara yang tak seharusnya aku suarakan, namun tersuarakan."

"Bagaimana dengan Senjamu" Tangkas Sri,-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun