Mohon tunggu...
Betarix polenaran
Betarix polenaran Mohon Tunggu... Buruh - Penulis dan Pencinta Sastra

Penulis lahir di Watobuku, 20 Juni 1995

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayah, Menangkap Senja di Tasik

13 Maret 2019   15:46 Diperbarui: 13 Maret 2019   16:10 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ibu,Andreas merindukanmu!"Kataku berkecamuk dalam jiwaku, takut kalau ibu akan secepatnya melepaskan pelukannya.

"Dimana Andreas,adikmu? Tanya ibu diantara butir-butir air mata yang memenuhi kelopak matanya.

"Entalah Bu, sebelum siang, Andreas mengatakan bahwa ia berkunjung ke makam ayah.Ia merindukan ayah".

"Aku juga rindu  ayah, maka dari itu izinkan aku bertemu dan meminta maaf kepada Andreas" Ibu menarik tanganku menuju makam ayah.

Mengakhiri penderitaan Ibu, aku sepertinya telah menangkap purnama di atas kuburan.

Bukan karena aku fasih mengeja musim-musim langit, bukan pula karena aku mampu menggenggam misteri di balik kematian ayah akan  tetapi aku telah mengembalikan suka dalam cita yang masih menjadi milik kami.

Ayah, kami semua merindukanmu, seperti engkau melupakan kami adalah mengingat kami.

Senja di tasik itu bukan takdir kami tetapi takdirNya.

Sekian dan Terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun