Mohon tunggu...
Berti Khajati
Berti Khajati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Alumni IKIP Muhammadiyah Purworejo (1998) dan SPs UHAMKA Jakarta (2021) menulis puisi, cerpen, pentigraf, cerita anak dan artikel nonfiksi lainnya bersama berbagai komunitas literasi di dalam dan luar negeri, mengabdi sebagai Kepala Sekolah di SDN Samudrajaya 03 Tarumajaya - Kab. Bekasi. Mempunyai quote "Filternya ada di dalam jiwa."

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Manusia Jawa dalam Kegelisahan Silsilah Bambang Widiatmoko

25 Oktober 2022   13:19 Diperbarui: 25 Oktober 2022   13:24 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selembar kain batik Sekar Jagat

Selalu mengingatkan antara ada dan tiada

Kecantikan dan keindahan melingkup semesta

Dan harum bunga menyertainya

Serupa serat jiwa -- merogoh sukma" (Widiatmoko, 2017)

Dalam pemahaman Bambang Widiatmoko, batik Sekar Jagad merupakan serat jiwa yang mampu merogoh sukma. Asal kata merogoh sukma menurut Wikipedia adalah meraga sukma. Bagi Bambang Widiatmoko, Sekar Jagad merupakan simbol sacral yang mengantarkannya dalam penyatuan diri dengan alam semesta yang hanya dapat dicapai dengan keluar dari raga. Dengan demikian, kesatuan kosmos hanya dapat dialami dengan ruh dan bukan pengalaman fisik semata.

"Ragasukma (aksara Jawa: ; alternatif: ngraga sukma, meraga sukma; ejaan tidak baku: rogosukmo, ngrogosukmo) adalah sebutan untuk sejenis proyeksi astral yang dikenal dalam masyarakat Indonesia. Orang yang melakukan ragasukma dipercaya dapat mengeluarkan jiwa dari badannya tanpa menyebabkan kematian. Ragasukma dilakukan dengan tujuan perjalanan spiritual dan lain-lain." (https://id.wikipedia.org/wiki/Ragasukma, 2021)

Filosofi batik tetap berlanjut ke halaman 127 dengan "Sidoluhur" yang ditutupkan pada jenazah sebelum dikubur. Makna dari motif ini yaitu berupa harapan agar orang yang memakainya dapat mencapai kedudukan yang lebih tinggi sehingga dapat menjadi panutan di dalam masyarakat (Wijaya) bahkan hingga saat meninggal. Oleh karena itulah jenazah yang belum dimakamkan akan dilurubi atau ditutup dengan kain batik Sidoluhur hingga saatnya dikubur.

"Serupa denyut nadi aku memahami dan memaknai

Keluhuran hidup adalah tujuan akhir dari kehidupan

Seperti yang tergambar dari motif batik Sidoluhur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun