Pola yang sama kembali terulang saat pengembaraan spiritual Bambang Widiatmoko telah mencapai wilayah-wilayah barat dan utara Nusantara hingga ke tanah suci. Bahkan perjalanan spiritual Bambang Widiatmoko telah mencapai puncaknya di Arafah. Namun Bambang Widiatmoko tetap berteguh hati bahwa "Makam Imogiri" adalah tempat kembali. Hal ini dinyatakan dalam puisinya di halaman 95 betapa sulitnya menghitung usia sendiri yang diibaratkan sebagai menghitung anak tangga menuju ke makam Imogiri.
"Makam Imogiri
Menghitung tangga makam Imogiri
Mengapa sulit menghitung usia sendiri
Jika lelah telah mengubah sudut pandang
Deretan tangga pun seperti jalanan pedang" (Widiatmoko, 2017)
Ketika Bambang Widiatmoko jauh berkelana hingga Palangkaraya, Kyoto, naik Pinisi ke pulau Menjangan hingga ke Morella, namun tetap saja "Sangkan Paraning Dumadi 2" di halaman 103 menjadi tempat kembali.Â
"Setiap kali mengingat aliran sungai
Yang bersumber dari kaki Merapi
Inilah sungai yang penuh misteri
Menyimpan mitos dengan rapi