"aku mencintaimu, tapi kenapa kau melakukan ini padaku? Jika memang kau tidak mencintaiku kenapa aku menikahiku? kenapa kau memberikan harapan padaku?"
Sehun diam, ludahnya kelu mendengar ucapan Jihan. Merasa bersalah? mungkin.
"baiklah aku menyetujui permintaan mu, kita akan bercerai. Aku tak akan menahanmu jika memang kau tak pernah mencintaiku"
Jihan berdiri dan berjalan menuju kamar setelah mengucapkan kalimat itu. Sehun menatap nanar punggung rapuh Jihan. Ia tahu kalau Jihan menangis didalam kamarnya
Ia bersandar dikursi. Kepalanya terasa penuh saat ini. Apakah ia tidak akan merasa menyesel  mengambil keputusan ini? apakah ia tidak akan menyesal menyeraikan wanita yang telah mengisi hari harinya dan membantunya bangkit dari keterpurukannya?
Sejak kedatangan Jihan kedalam hidupnya, ibu dan ayah Sehun langsung menyukai Jihan tapi meskipun begitu Sehun tidak pernah menganggap Jihan sebagai Istri yang sesungguhnya. Ia malah berpikir bahwa hubungannya dan Jihan hanyalah sebatas kakak adik.
"maafkan aku Jihan.."
'Dikamar'
Jihan menangis tersedu sedu, ini sangat menyakiti hatinya.
"hiks hiks.." isakannya terdengar sangat pilu, tubuhnya merosot membelakangin pintu yang tertutup rapat.
"ibu.. ayah... apa yang harus aku lakukan? Â ini sungguh menyakitkan, aku tidak sanggup seperti ini" lirihnya dalam isakannya yang mendalam merasakan sakit dan nyeri dalam hatinya.