Mohon tunggu...
Tirto Karsa
Tirto Karsa Mohon Tunggu... Buruh Pabrik -

"Hidup hanya senda gurau belaka"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tenggelam

7 Februari 2018   09:43 Diperbarui: 7 Februari 2018   09:54 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pidato kemenangannya tentu menjadi pidato yang sangat ditungg-tunggu oleh sebagian besar pendukungnya. Pidatonya yang berisi tentang rejuvenasi gerakan organisasi yang selanjutnya  menggema di kepala setiap pendukungnya. Sehingga mereka memberikan ekspektasi khusus pada Roziqin dan bersedia menjadi loyalis roziqin.

*** 

" Bukankah sudah aku sampaikan berulangkali, kalau pidatomu minggu lalu itu hanya karena kondisimu yang kurang baik dan rasa kepercayaan dirimu yang hilang?" Fatimah kembali masuk ke kamar sambil membawa secangkir kopi. 

" Akupun pada awalnya berpikir demikian. Namun kenyataannya tidak demikian. Aku merasa diriku sudah tidak lagi layak memimpin organisasi ini." Roziqin menangis.

" Memimpin bukan mengenai layak atau tidaknya, melainkan bagaimana baiknya kedepan. Janganlah menjadi cengeng begini kamu." Fatimah memandangi mata Roziqin.

" Kau tidak tahu tim, kamu tidak mengetahui duduk persoalannya." Roziqin memeluk istrinya.

***

Ketika penarikan infaq diberlakukan kembali pada kepengurusannya, Roziqin berusaha menggunakan uang itu untuk kepentingan organisasi. Dia ingin membangun sumber dana abadi organisasi yang nantinya tidak memberatkan anggotanya. Dia berharap apa yang menimpa kepengurusan sebelumnya tidak menimpa kepengurusannya juga. 

Tetapi suasana politik sungguh berbeda. Sebagaimana yang diketahui banyak orang, kedekatan pimpinan organisasi dengan raja pemangku kekuasaan membuat organisasinya mendapat posisi khusus dimata penguasa. Penguasa menganggap organisasi Roziqin sebagai anak emasnya. 

Pada malam sebelum Roziqin Pidato yang berantakan, sebuah dana ratusan juta tertransfer ke rekening organisasi. Hal itu bersamaan dengan jutaan rupiah dana infaq yang tertransfer ke rekeningnya. Tidak seorangpun tahu peristiwa keduanya. Kecuali roziqin dan beberapa orang pengurusnya. 

Dana dari pemerintah tetap digunakan sebagai bekal usaha untuk organisasi. Tetapi apakah uang infaq juga bakal digunakan usaha juga? Roziqin kebingungan untuk memutuskannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun