"Hai manusia sombong, manusia pongah, bersujudlah di kakiku. Cepat.....!!! Cepat.....!!!"
Perintah dementor paling depan, mungkin saja ketuanya, sangat mirip Lord Voldemort itu menggelegar begitu kerasnya hingga merobohkan pos ronda yang memang sudah rapuh termakan usia.
Brakkk......
Pos ronda itu ambruk, rebah ke tanah, hanya tersisa saka tunggal (tiang utama). Getaran suara dari robohnya pos ronda membuat Arya Wirajaya mengalihkan pandangan dari tontonan film mengenai dirinya nun jauh di Ka'bah, Makkah sana. Pandangannya menabrak ketua dementor yang sudah ancang-ancang merengkuh tubuhnya dengan kedua tangan panjangnya.
Arya Wirajaya secepat yang ia bisa berkelit menghindari tangkapan ketua bayangan itu. Ketua dementor hanya menangkap angin. Arya Wirajaya memang dikenal sebagai pendekar sakti mandraguna yang kemampuannya melebihi ayahandanya, Rakarya Samudera alias Jaka Tetulung. Karena gagal menangkap Arya Wirajaya, ketua dementor sangat marah sekali, dan mengeluarkan teriakan.
"Bedebahhh..... jangan coba-coba melawanku, Â hai manusia angkuh!!!. Cepat bersujud, cepat, cepat!!!!!"
Secepat kilat pula Arya Wirajaya mengumpulkan keberaniannya. Mulutnya tak henti-hentinya berucap, Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar!!!
Tiga detik kemudian, tindakannya membuahkan hasil.
Krekkkk.......!!
Ia merasakan semua anggota tubuhnya membengkak sebagaimana Hulk sehingga tubuhnya sebesar Mahapatih Majapahit Gadjahmada. Tanpa menundukkan tubuhnya, kemudian ia berkata dengan ramah.
"Hai Dementor. Saya, Arya Wirajaya, pemilik Kampung Girigori ini. Maaf saya belum mengenal Anda. Siapakah Anda?"