Ketika aku siuman guncangan sudah berhenti dan pesawat sudah dalam kondisi stabil. Aku membuka masker oksigenku yang masih dipenuhi darah. Dan akupun beranjak keluar dari cabin.
"Hei kau sudah siuman Bert?" Sapa Genny yang sedang berdiri dekat jendela.
"Yah, berapa lama aku pingsan?" tanyaku penasaran.
"Entah, aku juga baru saja keluar. Mungkin sekitar 10 menitan" Jawabnya ragu.
"Ehh... Bert, sini cepet lihat keluar" sambungnya antusias.
"Ada apa?" aku dengan penasaran menghampirinya.
Ternyata Armor Exterior jendela telah dibuka, aku tidak menyadarinya karena kondisi masih sama-sama gelap seperti ketika sebelum peluncuran.
"Itu Bumi kan, Bert?" Tanya Genny padaku.
Aku melihat keluar, dan benar itu adalah bumi. Bumi yang berbeda dari yang kulihat di buku dan video sejarah. Tidak lagi berwarna biru kehijauan dan awan yang putih.
Melainkan Planet kecokelatan dengan awan berwarna abu tua, justru asap putih terlihat seperti 10 benang yang terikat ke planet itu, dan benang itu adalah jejak peluncuran Grand Wisher.
"Ya itu bumi Gen, bumi yang menjadi rumah kita, rumah kakek-kakek kita sejak 60 juta tahun lalu" kataku sambil tersenyum.