Misi "Fly to Mars" Dimulai
Hari Ini pagi 7 Desember 2175, aku terbangun karena alarm berbunyi mengingatkanku bahwa hari ini ada rapat dengan wakil direktur dan komisaris besar Space-X. Bergegas aku bersiap dan berangkat ke Main Dome City, wilayah pusat pengembangan misi "Fly to Mars".
"Yo Bert, sudah lihat data terbaru yang ku kirim?" terdengar suara Genny dari belakang.
Genny Musk, perempuan 29 tahun berambut pirang sebahu dengan tinggi sekitar 172 cm, dia adalah cicit dari Elon Musk sang penemu Space-X, dan juga penerus ambisi kakek buyutnya itu. Aku mengenalnya sejak masuk Space-X dan sejak saat itu yang kutau darinya adalah ocehan-ocehan tentang Mars dan mimpinya menjadi penghuni Mars.
Genny menjabat sebagai Supervisor divisi Calculation and Navigation yang bertanggung jawab dalam perhitungan dan ketepatan dalam menjalankan misi ke luar angkasa.
"Yah sudah kubaca kok, banyak perbedaan dari data penerbangan 70 tahun lalu ya?" Jawabku sambil menghela nafas.
"Woi jangan bilang kau nggak percaya perhitunganku Bert?" Nada bicaranya naik seolah marah.
"Sorry sorry, bukan gak percaya Gen. Cuman, dengan perbedaan segini banyak berarti berubah juga jadwal kita untuk peluncuran."
"Akhirnya kita harus terbang selama 3 bulan kan? itu 2 kali lebih lama dari yang kita perkirakan" Sambungku.
"Gak usah ngeluh, ini bukan tahun 2022 yang masih primitive"
"Kemungkinan Failure dalam misi ini kurang dari 12%, teknologi udah pesat gila"