"Bert, sampai ketemu lagi di tanah baru kita. Mars" celetuk Genny sambil memasuki cabin-nya.
"Yah, sampai ketemu lagi Gen" Aku juga kembali ke cabin-ku.
Jendela di depan cabin juga ditutupi lagi dengan armor, pertanda pesawat sudah siap memasuki atmosfer Mars.
Seketika pesawat mulai berguncang keras, getaran terasa dari ujung kaki ke ujung kepala. Seakan dejavu dengan hal serupa yg terjadi selama peluncuran.
Getarannya berubah semakin keras, dan semakin keras hingga tanganku terbentur keras pada dinding cabin.
"Braaak..."
"Beeep... Beeep... Beeep" dan suara alarm berbunyi memekikkan telinga.
Lalu.
"Duuum... Duuum"
Aku mendengar dua kali suara dentuman seperti suara ledakan. Tapi aku tidak terlalu perduli. Guncangan kali ini terlalu keras.
Aku tak bisa lagi merasakan lengan kiriku. Sepertinya patah karena benturan tadi, darah juga mulai keluar dari hidung dan mulutku.