Mohon tunggu...
Banu DwiSetiawan
Banu DwiSetiawan Mohon Tunggu... Novelis - Penulis di Alineaku Writer

Penulis fiksi pemula yang menekuni dunia literasi di dunia maya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Fly to Mars

13 Mei 2022   21:57 Diperbarui: 13 Mei 2022   21:59 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pukul 11.00 tepat para pengungsi mulai di perintahkan untuk memasuki cabin yang sudah disiapkan untuk setiap orang. Cabin ini berbentuk seperti telur dengan tinggi 2 Meter dan diameter 1,5 meter. Fungsi cabin ini adalah untuk mengurangi dampak tekanan atmosfer dan juga G-force yang timbul saat peluncuran.

"Bert aku super nervous" Kata Genny sambil gemetaran

"Ya aku juga Gen, gak ada yang tau apa yang akan terjadi setelah ini"

"Tapi kalau nggak begini Manusia akan habis dan gak akan kembali lagi, paling tidak dari ke 10 pesawat pasti akan ada yang selamat sampai tujuan. Dan kuharap mereka yang berhasil, mampu beradaptasi dan bertahan hingga keberlangsungan species kita berlanjut" itulah yang keluar dari mulutku, tak tau apa yang harus aku katakan pada saat itu.

Yang akhirnya tak juga dijawab oleh Genny, hanya tangisnya yang tertahan seakan tersegel dalam riuh suara diam.

Seluruh pengungsi sudah masuk kedalam cabin masing-masing, giliran kami yang masuk dan mempersiapkan diri. Ternyata cabin-ku tepat di samping Genny menghadap sebuah jendela kaca setebal 24 cm yang mampu menahan tekanan di luar angkasa. Akan tetapi jendela itu masih di tutupi armor di bagian luar agar tidak pecah saat bergesekan dengan atmosfer.

Genny membuka cabin miliknya dan beranjak masuk.

"Godspeed Bert" Katanya lirih, tangannya masih gemetaran dan mukanya membiru.

"Yeah you too, Gen" Jawabku singkat.

Genny menutup cabin miliknya, aku pun ikut masuk ke cabin-ku, memasang sabuk pengaman dan duduk terdiam menunggu pesawat diluncurkan.

10 Januari 2176, pukul 13.30 Suara gemuruh mulai terdengar, mesin mulai dinyalakan, dan masker oksigen diturunkan. Alarm berbunyi... lampu merah mulai berkedip dalam cabin, layar di samping ku mulai menunjukkan tulisan dan angka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun