Adalah kebiasaan dari tahun ke tahun, setiap bulan Ramadhan diisi dengan berbagai kegiatan. Diantaranya berbuka puasa bersama di masjid, sembahyang isa dan tarawih secara berjama'ah, dan ceramah sebelum tarawih. Kegiatan itu makin intensif dilakukan disepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, biasanya diisi dengan pembacaan kitab Al Qur'an dalam bahasa Arabnya dengan harapan mendapat malam Laillatul Qadar.
Ramadhan tahun 2024 atau tepatnya di 10 hari terakhir bulan Ramadhan 1445 H, malaikat yang diutus menurunkan Laillatulqadar dibuat bingung. Mengapa?
Ya karena menurut perhitungan malaikat, sesuai ketetapan Pemerintah malam ini adalah malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadhan, tetapi malam Laillatulqadar tidak jadi diturunkan karena di Indonesia masih terkunci rapat, dan gelap sehingga tidak dapat masuk dan menurunkannya. Selidik punya selidik ternyata malaikat kesasar ke kelompok orang yang berpuasa sehari lebih dulu dari ketetapan Pemerintah, yang berarti ini adalah malam genap di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Selanjutnya Laillatulqadar dibawa pulang tidak jadi diturunkan malam itu, dan akan kembali besoknya karena malaikat beranggapan mereka salah perhitungan.
Malam berikutnya malaikat datang lagi membawa Laillatulqadar karena kemarin malam genap, berarti malam ini tentu malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Tetapi malam Laillatulqadar tidak jadi diturunkan lagi karena di Indonesia masih terkunci rapat, dan gelap sehingga tidak dapat masuk dan menurunkannya. Selidik punya selidik ternyata malaikat kesasar ke kelompok orang yang berpuasa mematuhi ketetapan Pemerintah, yang berarti ini adalah malam genap di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Selanjutnya Laillatulqadar dibawa pulang tidak jadi diturunkan di malam ini, dan akan kembali besoknya karena malaikat beranggapan mereka salah perhitungan.
Karena berulang kali terjadi hal -- hal seperti itu akhirnya malaikat pembawa wahyu kemuliaan atau malam Laillaturqadar kebingungan, dan beristirahat sambil menggerutu. Mungkin orang -- orang disini memang belum mampu ketempatan wahyu kemuliaan atau Laillatulqadar ....................................
Karena orang -- orangnya tidak tahu diri, dan tidak dapat menempatkan diriÂ
karena itu ya maafkan kami tidak dapat menurunkan wahyu tersebutÂ
kepada anda, kata malaikat.
Maaf ini hanya sekedar intermezo. Namun meski disampaikan dengan santai bernada kelakar, tetapi kalau dinalar isinya serius. Atau bisa saja dikatakan bahwa isinya serius, tetapi dibawakan dengan santai bernada kelakar. Dan kalau kita menyadari makna yang terkandung didalamnya mari bergegas memperbaiki diri, karena hanya diri kita sendirilah yang dapat merubah apa yang ada dalam diri kita sendiri. Boro -- boro orang lain apapun predikat dan sebutannya, selagi Allah saja sudah berjanji tidak akan merubah apa yang ada dalam suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang merubah keadaan yang ada pada dirinya.
Al Qur'an surat Ar Ra'd ayat 11. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Kejadian -- kejadian tersebut bisa saja terjadi di masyarakat, bahkan bila masyarakat sumbu penalarannya pendek bisa menimbulkan masalah bukan? Oleh karena itu akan lebih .................................................