Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kebingungan Sang Laillatul Qadar

20 April 2024   22:39 Diperbarui: 20 April 2024   23:09 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kok seperti perilaku anak kecil saja, yang baru akan berbuat manakala ada iming -- iming diberi permen atau kembang gulo (Jawa). Dengan harapan setelah berbuat akan dapat menumpuk pahala sebagai bekal menghadap Yang Maha Suci. Benarkah?

Kalau kita mau menyadari sesungguhnya perbuatan yang kita kerjakan itu justru suatu perbuatan yang sia -- sia, mengapa? Ya karena perbuatan yang kita laksanakan hanya karena adanya iming -- iming atau pamrih mendapat pahala surga, dan bukan didasari atas keikhlasan dalam melaksanakan perbuatan apapun perbuatannya.

Hendaklah kita sadar, dan ingat (mendirikan shalat) bahwa semesta alam seisinya ini diciptakan Allah Yang Maha Suci, dan Maha Baik, jadi segala ciptaan yang tergelar di semesta alam seisinya ini sudah pasti keadaan, dan  kondisinya suci dan baik bukan?  

Oleh karena itu hendaknya yang kita perbuat adalah bagaimana upaya kita 

agar dapat menjaga, dan memelihara kesucian demi kelancaran kita 

kembali ke sisi Yang Maha Suci pada saatnya nanti.

Karena ya hanya di sisi-Nyalah tersedia pahala yang besar, 

bukannya dibalik mengumpulkan pahala sebanyak - banyaknya 

sebagai bekal kembali ke sisi-Nya.

Apa -- apa yang diuraikan sebelumnya adalah merupakan gambaran pemahaman seseorang yang berhasil dalam melaksanakan puasa atau penggemblengan pengendalian dirinya.

Lalu bagaimana gambaran bagi mereka yang tidak berhasil dalam melaksanakan puasanya? Mari kita simak uraian selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun