Dia, yang sebaliknya hanya mencari ketulusan, kebenaran, kebebasan dari penipuan dan perlindungan terhadap serangan mendadak, sekarang, dalam kesialan, melepas maha karya kepura-puraan seperti itu dalam kebahagiaan; dia tidak mengenakan wajah manusia yang berkedut dan lincah, tetapi lebih sebagai topeng dengan keseragaman yang bermartabat, dia tidak berteriak dan bahkan tidak mengubah suaranya: ketika awan cuaca yang tepat mengalir di atasnya, dia membungkus dirinya dengan mantelnya dan berjalan perlahan di bawahnya itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H