Uji t
3,73
2,00172
Pada tabel distribusi frekuensi, dapat dilihat bahwa banyaknya kelas interval (K) adalah 7, sehingga untuk distribusi Chi Kuadrat diambil harga . Dari tabel frekuensi Chi Kuadrat dengan taraf signifikasi diperoleh . Ternyata sebesar -10,90363 lebih kecil dari sebesar 15,086. Hal ini menunjukan bahwa data skor kemampuan menulis esai siswa berdistribusi normal.
Setelah diketahui harga F hitungnya, selanjutnya adalah membandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang atau df1 = k – 1, sehingga df1 = 2 – 1 = 1, dan dk penyebut atau df2 = n – k = 23 – 2 = 21, Dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 21, maka berdasarkan tabel F, maka harga F tabel = 4,32 dengan tingkat kesalahan sebesar 5%. Jika dibandingkan, ternyata F hitung = 1,64088 lebih kecil daripada F tabel = 4,32 untuk kesalahan 5% (Fh < Ft). Maka sesuai dengan batasan yang sudah ditentukan, jika F hitung lebih kecil daripada F tabel, maka varian data bersifat homogen, sehingga bisa langsung dilanjutkan untuk uji hipotesis. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh t hitung = 3,73; selanjutnya t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel dengan dk = n1 + n2 – 2 = 23 +24 – 2 = 45.
Dengan dk = 45 dan taraf kesalahan 5%, maka t tabel = 2,00172 (lihat Lampiran). Dari hal ini terlihat bahwa t hitung lebih besar dari pada t tabel (3,73 > 2,00172). Sesuai dengan ketentuan yang sudah disebutkan dalam metodologi penelitian, bila t hitung lebih besar atau sama dengan t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian, hipotesis adanya rata-rata kemampuan menulis esai siswa yang menggunakan model pembelajaran konstruktivisme lebih tinggi daripada kemampuan menulis esai siswa yang menggunakan model pembelajaran tradisional. diterima.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data tentang penerapan model pembelajaran konstruktivisme sebagai upaya meningkatkan kemampuan menulis esai, dapat disimpulkan sebagai berikut.
- Peningkatan kemampuan menulis esai siswa kelas XII IPA MA Nurul Bayan secara keseluruhan termasuk ke dalam kategori “Sedang” dengan nilai N-Gain Rata-rata 0,41; dengan persentase banyaknya siswa yang mengalami peningkatan dengan kategori “Rendah” hanya 17,4% sebanyak 4 siswa, pada kategori “Sedang” 69,5% sebanyak 16 siswa, dan pada kategori “Tinggi” mencapai 13,1% atau sebanyak 3 siswa.
- Peningkatan kemampuan menulis esai siswa kelas XII IPS MA Nurul Bayan secara keseluruhan termasuk ke dalam kategori “Rendah” dengan nilai N-Gain Rata-rata 0,20; dengan persentase banyaknya siswa yang mengalami peningkatan dengan kategori “Tinggi” hanya 4,1% atau 1 orang siswa saja, pada kategori “Sedang” 25,0% sebanyak 6 siswa, dan pada kategori “Rendah” mencapai 73,9% atau sebanyak 17 siswa.
- Berdasarkan perhitungan dan analisis data diperoleh bahwa t-test lebih besar daripada t-tabel (3,73 > 2,00172). Sesuai dengan ketentuan yang sudah disebutkan, bila nilai t-hitung lebih besar atau sama dengan t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, hipotesis adanya rata-rata kemampuan menulis esai siswa yang menggunakan model pembelajaran konstruktivisme lebih tinggi daripada kemampuan menulis esai siswa yang menggunakan model pembelajaran tradisional diterima. Dalam hal ini berarti jelas, bahwa pemberian perlakuan pembelajaran model pembelajaran konstruktivisme memiliki dampak yang positif terhadap peningkatan kemampuan menulis esai siswa.
Daftar Rujukan
Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Bachtra, R. dan Achmad Fedyani Saifuddin. 2015. Envirasionalisme Suatu Wujud Pendidikan Konstruktivisme. Jakarta: Kencana Prenadamedia.