Kalidjernih (2010:39) mengemukakan bahwa esai adalah bentuk tulisan yang terdiri dari beberapa paragraf tentang suatu topik. Topik esai lebih kompleks daripada topik sebuah paragraf. Oleh karena itu, topik esai tidak cukup untuk dibahas dalam sebuah paragraf, tetapi dalam beberapa paragraf.
Setelah ditelaah beberapa pendapat di atas tentang pengertian esai, maka dapat disimpulkan bahwa esai adalah bentuk tulisan yang menonjolkan sudut pandang tertentu, sikap pribadi, dan membawakan penemuan penulisnya sendiri, dan menggunakan sistematika uraian yang teratur.
Jenis-jenis Esai
Payne dalam Pujiono (2013:53) mengemukakan bahwa bentuk esai ada dua yaitu esai formal dan esai informal. Bentuk esai informal lebih mudah ditulis karena lebih bersifat personal, jenaka, dengan bentuk gaya dan struktur tidak terlalu formal. Bentuk esai formal biasanya dipergunakan oleh siswa, mahasiswa, dan peneliti untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Esai formal bersifat serius, logis, dan lebih panjang.
Selanjutnya Sumardjo dan Saini (1988:20) mengemukakan bahwa esai dapat digolongkan menjadi dua, yakni esai formal dan esai nonformal atau esai personal. Jenis esai personal inilah yang biasanya dapat disebut karya sastra. Esai formal ditulis dengan bahasa yang lugas dan dalam aturan-aturan penulisan yang baku, sedang unsur pemikiran dan analisisnya amat dipentingkan. Pada esai personal, gaya bahasa lebih bebas dan unsur pemikiran serta perasaan lebih leluasa masuk ke dalamnya. Dengan cara ini maka keseluruhan kepribadian penulisnya dapat ditangkap dalam esai-esainya. Jenis-jenis esai dibagi menjadi empat bagian sebagai berikut.
- Esai deskripsi, yakni dalam esai itu hanya terdapat penggambaran sesuatu fakta seperti apa adanya, tanpa ada kecenderungan penulisnya untuk menjelaskan atau menafsirkan fakta. Esai ini bertujuan memotret dan melaporkan apa yang dilakukan oleh penulisnya tanpa usaha komentar terhadapnya.
- Esai eksposisi, yakni dalam esai itu tidak hanya menggambarkan fakta, tetapi juga menjelaskan rangkaian sebab-sebabnya, kegunaannya, catat celannya dari sudut tertentu, pokoknya dalam esai ini penulis dapat menjelaskan fakta selengkap mungkin.
- Esai argumentasi, yakni esai yang bukan hanya menunjukkan suatu fakta, tetapi juga menunjukkan permasalahannya dan kemudian menganalisis dan mengambil suatu kesimpulan dari padanya. Esai ini bertujuan memecahkan suatu masalah yang berakhir dengan kesimpulan penulisnya.
- Esai narasi, yakni esai yang menggambarkan suatu fakta dalam bentuk urutan kronologis dalam bentuk cerita, misalnya tentang pertemuan seorang sastrawan Indonesia selama seminggu dengan sastrawan dunia yang berkunjung ke Indonesia (Sumardjo dan saini, 1988:20).
Pengertian Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk aktif dan kreatif, mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman, memecahkan masalah dan bergelut dengan ide-ide. Guru akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide siswa serta menerapkan strategi mereka. Dengan demikian proses belajar mengajar jadi lebih aktif. Sanjaya (2014:124) mengatakan bahwa konstruktivisme adalah proses mengkonstruksi pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
Menurut Suparno (1997:28), “Konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang memiliki anggapan bahwa pengetahuan adalah hasil dari bentukan (Konstruksi) manusia itu sendiri.” Manusia mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan mereka. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu dapat berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai.
Bachtra dan Saifuddin (2015:42) mengemukakan bahwa konstruktivisme adalah suatu paradigma yang mengemukakan manusia memperoleh pengetahuan melalui interaksi antara pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya dan berbagai pengalaman yang terus-menerus berakumulasi.
Sagala (2014:88) mengemukakan pendapatnya bahwa konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan dengan tidak tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Tetapi manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa konstruktivisme adalah bertitik tolak dari pembentukan pengetahuan dan rekonstruksi pengetahuan adalah mengubah pengetahuan yang dimiliki seseorang yang telah dimiliki sebelumnya dan perubahan itu sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungannya.