Prinsip-prinsip Pembelajaran Konstruktivisme
Selain itu ada prinsip-prinsip konstruktivisme banyak digunakan dalam pembelajaran. Secara umum prinsip-prinsip itu berperan sebagai referensi dan alat refleksi kritis terhadap praktik, pembaruan, dan perencana pembelajaran. Menurut Suparno (1997:49) prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme, antara lain:
- Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun sosial.
- Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa itu sendiri untuk menalar.
- Siswa aktif mengkonstruksikan terus-menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah.
- Guru sekadar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus.
Selanjutnya Suyono dan Hariyanto (2011:107) mengemukakan bahwa ada sejumlah prinsip-prinsip pemandu dalam konstruktivisme adalah sebagai berikut.
- Belajar merupakan pencarian makna. Oleh karena itu, pembelajaran harus dimulai dengan isu-isu yang mengakomodasi siswa untuk secara aktif mengkonstruksi makna.
- Pemaknaan memerlukan pemahaman bahwa keseluruhan (wholes) Â itu sama pentingnya seperti bagian-bagiannya. Sedangkan bagian-bagian harus dipahami dalam konteks keseluruhan. Oleh karenanya, proses pembelajaran berfokus terutama pada konsep-konsep primer dan bukan kepada fakta-fakta yang terpisah.
- Supaya dapat mengajar dengan baik, guru harus memahami model-model mental yang dipergunakan siswa terkait bagaimana cara pandang mereka tentang dunia serta asumsi-asumsi yang disusun yang menunjang model mental tersebut.
- Tujuan pembelajaran adalah bagaimana setiap individu mengkonstruksi makna, tidak sekadar mengingat jawaban apa yang benar dan menolak makna orang lain.
Senada dengan pendapat Suparno, Suyono dan Hariyanto di atas, Aunurrahman (2014:19) mengemukakan bahwa terdapat prinsip-prinsip dalam pembelajaran konstruktivisme adalah sebagai berikut.
- Belajar berarti membentuk makna. Makna dalam hal ini merupakan hasil bentukan siswa sendiri yang bersumber dari apa yang mereka lihat, rasakan, dan dialami. Konstruksi dalam artian ini terkait dengan pengertian yang telah dimiliki.
- Konstruksi berarti merupakan suatu proses yang berlangsung secara dinamis. Setiap kali seseorang berhadapan dengan fenomena atau pengalaman-pengalaman baru, siswa melakukan rekonstruksi.
- Secara substansial, belajar bukanlah aktivitas menghimpun fakta atau informasi, akan tetapi lebih kepada upaya pengembangan pemikiran-pemikiran baru. Belajar bukan merupakn hasil perkembangan akan tetapi merupakan perkembangan itu sendiri, suatu perkembangan yang menuntut penemuan dan pengaturan kembali pemikiran-pemikiran seseorang.
- Proses belajar yang sebenarnya terjadi ketika skema pemikiran seseorang dalam keraguan yang menstimulir pemikiran-pemikiran lebih lanjut dalam waktu-waktu tertentu situasi mengandung keragu-raguan memiliki unsur positif untuk mendorong siswa belajar.
- Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman siswa tentang lingkungannya.
- Hasil belajar siswa tergantung dari apa yang telah siswa ketahui, baik berkenaan dengan pengertian, konsep, formula, dan sebagainnya.
Dari beberapa  prinsip-prinsip konstruktivisme di atas, dapat disimpulkan terdapat beberapa prinsip-prinsip konstruktivisme adalah sebagai berikut.
- Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif.
- Tekanan proses belajar terletak pada siswa.
- Proses belajar mengajar adalah membantu siswa.
- Penekanan dalam proses belajar mengajar lebih kepada proses bukan pada hasil akhir.
- Kurikulum menekankan partisipasi siswa.
- Guru adalah fasilitator dan mediator bagi siswa.
Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivisme
Menurut kaum konstruktivistis, belajar merupakan proses aktif siswa mengkonstruksi arti seperti teks, karangan, dialog, dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki oleh siswa sebelumnya sehingga pengertiannya dikembangkan. Menurut Suparno (1997:61) ciri-ciri konstruktivisme yaitu:
- Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi dalam arti itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah siswa miliki.
- Konstruksi arti itu adalah proses yang terus-menerus. Setiap kali berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan rekonstruksi, baik secara kuat maupun lemah.
- Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, melainkan merupakan perkembangan itu sendiri, suatu perkembangan yang menuntut penemuan dengan pengaturan kembali pemikiran seseorang.
- Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidakseimbangan (disequilibrium) adalah situasi yang baik untuk memacu belajar.
- Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman siswa dengan dunia fisik dan lingkungannya.
- Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui siswa, konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.
Sedangkan ciri pembelajaran konstruktivisme menurut Hanafiah dan Suhana dalam Wardoyo (2013:39-40) adalah sebagai berikut.
- Proses pembelajaran berpusat pada siswa.
- Proses pembelajaran merupakan integrasi pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang dimiliki siswa.
- Pandangan yang berbeda di antara siswa dihargai sebagai tradisi dalam proses pembelajaran.
- Dalam proses pembelajaran siswa didorong untuk menemukan berbagai kemungkinan dan menyintesiskan secara terintegrasi.
- Peoses pembelajaran berbasis masalah dalam rangka mendorong siswa dalam proses pencarian (inquiry) yang dialami.
- Proses pembelajaran mendorong terjadinya kooperatif dan kompetitif di kalangan siswa secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.
- Proses pembelajaran dilakukan secara kontekstual yaitu siswa dihadapkan ke dalam pengalaman nyata.
Sejalan dengan pandangan di atas sistem pembelajaran dalam pandangan konstruktivis menurut Hudoyo dalam Trianto (2013:19) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) siswa terlibat aktif dalam belajarnya. Siswa belajar materi (pengetahuan) secara bermakna dengan bekerja dan berpikir, dan (2) informasi baru harus dikaitkan dengan informasi sebelumnya sehingga menyatu dengan skemata yang dimiliki siswa.
Dari beberapa ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme memiliki ciri dalam proses pembelajaran adalah berpusat pada siswa, adanya masalah, proses menemukan, interaksi sosial, dan pengetahuan dan pengalaman baru.
Langkah-langkah Pembelajaran Konstruktivisme