Omar berjalan menuju suatu tempat. Ia membawa sesuatu. Setelah sampai di tempat tujuan, ia melihat sekeliling rumah yang cukup besar. Saat ia akan berjalan ke halaman belakang rumah, muncul seorang wanita paruh baya.
"Kau sedang mencari seseorang?" tanya wanita itu dengan wajah kebingungan. Walaupun wanita itu tidak tahu Omar, tetapi wanita itu tetap mempersilahkan Omar untuk masuk ke rumah terlebih dahulu.
Omar tidak berbasa basi, "apa kabar? Masih ingatkah engkau kepadaku?" tanya Omar sambil menunjukan sesuatu yang dibawanya. Perhiasan.
"Anda siapa?" Siti sangat terkejut.
"Perkenalkan, aku adalah anak dari budak yang dihukum mati oleh orang tuamu dahulu. Masihkah ibu ingat?" Omar melihat ekspresi Siti yang berubah drastis. Omar tahu Siti menyadarinya. "Luka di leher ibu ternyata membekas. Ternyata ibuku peluka yang handal," Omar menyerangnya.
"Pergilah, aku tidak mengenalmu," ucap Siti berbohong.
"Saya tidak akan melupakan perbuatan anda kepada orang tua saya. Walaupun ayah anda yang melakukannya, tetapi seorang anak harus menanggung jasa orang tuanya. Benar?" Ucap Omar Sarkastik.
Siti langsung pergi ke dapur. Ia sangat kaget. Di luar, ada orang yang sedang berjalan mendekati rumah tersebut.
"Ibu, apa kau ada di dalam?" tanya seorang lelaki, Bayu.
"Ibumu pergi ke belakang. Lihatlah sendiri," Omar langsung melenggang pergi.
"Hei sedang apa kau disini?" teriak Bayu yang dibalas lambaian tangan oleh Omar.