Mohon tunggu...
Ayuni Meidiana Putri
Ayuni Meidiana Putri Mohon Tunggu... Akuntan - A teenager

_ayuniputri on insta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hening

9 Februari 2020   21:04 Diperbarui: 9 Februari 2020   21:05 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

***

27 Maret 1911

Di dalam bangunan megah seperti bangunan kerajaan, seorang pria berlari terburu-buru. Ia menghampiri pria paruh baya yang sedang menyantap minumannya.
"Selamat siang, Tuan. Saya membawa kabar," tutur sang prajurit.

"Kabar apa?" tanya Tuan Sulaeman.

"Saya membawa pasangan yang ingin melarikan diri dari wilayah ini, " jelas sang prajurit.

"Siapa gerangan?" tanya sang Tuan.

"keluarga dari kasta rendah. Yang mulia bisa melihatnya sendiri di luar," jelas sang prajurit, sambil mengantar tuannya keluar.

Setelah sang Tuan keluar, ia melihat pesangan yang sedang duduk bersujud sambil memohon ampun. "Beraninya budak macam kalian ingin melarikan diri!" bentak Sualeman terdengar angkuh. Ia lalu memerintahkan pengawal agar segera memberikan mereka hukuman.

"Pengawal, beri mereka hukuman mati!"

"Ampun, Tuan. Kami tidak bermaksud kabur. Kami hanya terhasut oleh ajakan Belanda. Maafkan kamu, Tuan!" kata sang istri yang sedang menyatukan tangannya dan menangis tersedu.

"Tidak ada ampun untuk kalian. Kalian sama saja ingin berkhianat kepadaku. Pengawal, cepat hukum suaminya terlebih dahulu, baru istrinya," perintah Sulaeman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun