Mohon tunggu...
Ayuni Meidiana Putri
Ayuni Meidiana Putri Mohon Tunggu... Akuntan - A teenager

_ayuniputri on insta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hening

9 Februari 2020   21:04 Diperbarui: 9 Februari 2020   21:05 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Pasangan pria, bernama Wisnu, terlebih dahulu diberikan hukuman. Hukumannya adalah dipukul oleh kecutan sampai mati. Saat pria tersebut sedang dihukum, datanglah seorang anak kecil, yang ternyata anak dari pasangan yang sedang dihukum.

"Ayah, Ibu!" Sang anak berteriak. "Mengapa kau memukul ayahku?" marah sang anak kepada pengawal yang sedang menghukum ayahnya.

Sulaeman langsung tertawa melihat anak kecil tersebut. "Ternyata kau mempunyai seorang anak. Lebih baik aku apakan anak ini?" Sulaeman tersenyum sinis.

"jangan berani-beraninya kau menyentuh anakku! Hukum saja aku, jangan kau menghukum orang tak bersalah!" bela Minah, selaku isteri dari Wisnu sekaligus ibu dari sang anak tersebut. Ia sedang memeluk anaknya.

"Seorang anak harus menanggung dosa orang tuanya, pergi dan lihatlah ayahmu!" perintah Sualeman.

Wisnu sudah tidak bernyawa. Darah melumuri tubuhnya. Sang anak membuka tali yang mengikat tangan ayahnya. Anak kecil tersebut menangis histeris.

Di sisi lain, Minah langsung berlari menyandera anak dari Sulaeman yang sedang hamil. Ia menarik tusukan konde di kepala sang putri tersebut. Minah langsung mengarahkannya ke leher sang putri tersebut. Mata Minah benar-benar menyorotkan kebencian. Pengawal segera bergesas untuk melepaskan todongan tusuk rambut tersebut.
"Jangan bergerak atau ku bunuh dia dan anaknya!" Para pengawal langsung berhenti. 

"Lepaslah perhiasan yang ada pada tubuhmu, berikan kepadaku! Jangan membantah, atau sayatan ini akan bertambah dalam," ancam Minah.

Sang putri langsung melepas perhiasan yang ada di leher dan tangannya. Ia berikan kepada Minah. Minah langsung melempar perhiasan tersebut kepada anaknya. "Pergilah, Nak! Pergi sejauh mungkin dan jangan kembali lagi kesini!" perintah sang ibu kepada anaknya.
Sang anak ketakutan. Ia takut jika ibunya dibunuh, tetapi ia juga tidak bisa membantah perintah ibunya. Akhirnya, sang anak memutuskan untuk pergi membawa perhiasan -- perhiasan tadi.

Minah langsung menjatuhkan tusuk rambut dari leher sang putri dan langsung terkulai lemas. Yang terjadi pada akhirnya, yaitu naaih Minah sama seperti nasib suaminya.
Sementara itu, para pengawal yang lain langsung mengejar anak kecil yang tadi berhasil kabur. Mereka mencari sampai ke gunung. Akan tetapi, anak kecil tersebut tidak berhasil ditemukan.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun