"Perkenalkan, namaku Asri."
"Aku Omar. Senang bertemu denganmu."
***
Seorang pria memakai tuksedo putih, lengkap dengan dasi, sedang berjalan menuju sebuah rumah. Ia membawa bunga untuk diberikan kepada tunangannya. Ia menerima perjodohan yang ditawarkan orang tuanya. Ia berasal dari keluarga konglomerat. Saat ia berjalan menuju rumah tunangannya, ia melihat seorang gadis sedang menjemur kain putih. Betapa cantiknya gadis tersebut. Gadis tersebut seperti memancarkan cahaya di belakangnya. Bersinar.
"Assalamualaikum, Asri. Saya Bayu krisna. Masihkah kamu mengenalku" sapa sang pria tersebut sambil menyodorkan sebuket bunga.
"Waalaikumussalam, Bayu. Tentu aku mengenalmu. Kau mantan tunanganku, kan?" Jawab Asri dengan senyum indahnya.
"Mantan tunagan? Sepertinya kamu salah paham. Aku tidak pernah membatalkan tunangan ini," bantah Bayu.
"Sepertinya Anda juga salah paham. Apa anda lupa? Dahulu anda yang membuat saya menunggu hingga akhirnya saya lelah dengan penantian ini. Anda tidak merasakan itu," protes Asri.
"Maafkan saya, Asri. Saat itu saya sedang menempuh pendidikan di Amsterdam. Saya tidak mau ada hal yang mengganggu saya saat sedang menuntut ilmu," Bayu berbicara dengan wajah melasnya.
"Kau terlambat."
***