Nikamo mendengar suara bising dari luar. Saat ia keluar, Indah sedang disekap. Indah ketahuan menyamar sebagai buruh. Nikamo yang marah melihatnya langsung memaksa tentara Jepang untuk melepaskan tali di tangan dan mulut istrinya. Tiba -- tiba, suara tembakan terdengar. Nikamo tertembak. Indah langsung memaksa melepaskan tali pada tubuhnya dan akhirnya terlepas. Indah langsung berlari ke arah suaminya. Indah menangis tersedu. Saat ia mendongak ke atas, ada ayahnya yang sedang memegang pistol. Indah mengetahui, itu adalah perbuatan ayahnya.
Semenjak kejadian itu, Indah menghilang. Hubungannya dengan ayahnya tidak berjalan baik. Ayahnya mengkhianati anaknya sendiri juga Indonesia.
***
Di kantor kediaman Jepang
Sang kapten pasukan militer Jepang sedang berdiskusi dengan perdanamenteri Jepang. Mereka sedang membuat rencana untuk menyerang Indonesia. Mereka sedang menyusun waktu yang tepat untuk menyerang.
"lapor, kami sudah menyiapkan persenjataan untuk perang," kata salah satu prajurit yang baru saja mengecek ke gudang persenjataan.
"Ini saatnya."
***
Saat ini, situasi Indonesia sedang genting. Tempat tinggal pribumi banyak dibakar oleh Jepang. Mereka sekarang sedang berada di tengah hutan. Mereka membangun tenda untuk tempat tinggal sementara.
Omar dan Asri sedang duduk berdua di pinggir sungai. Mereka membicarakan tentang keadaan Indonesia saat ini dan menyusun rencana. Di sela perbincangannya, Omar mengeluarkan sesuatu dari jaketnya. Bersinar.
"Asri, aku telah jatuh cinta kepadamu saat pertama kita bertemu. Aku harap kita menjadi keluarga bahagia. Aku ingin kau menjadi bagian dari hidupku. Bismillahirrahmanirrahim, Hari ini, 2 Mei 1944 pukul 16.30, Omar Mukhtar meminang Asri Permatasari. Maukah kau menjadi istriku?" Omar berlutut di hadapan Asri.
"Bismillahirrahmanirrahim, Asri Permatasari menerima lamaran Omar Mukhtar," Asri tersenyum bahagia, begitupun Mukhtar.
***