Mohon tunggu...
NurAysah Abbas
NurAysah Abbas Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Menjejaki Esensi Kehidupan dalam Novel Pulang Karya Tere Liye

27 Februari 2018   08:30 Diperbarui: 28 Februari 2018   17:01 5083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Aku beringsut, meringkuk di pojok kasur. Mamak telah pergi? Aku memelut lutut. Tergugu. Air mataku mengalir membasahi pipi. Seluruh kebahagiaanku 24 jam terakhir seperti menghilang begitu saja (hlm 192).

        Di bagian akhir novel, penulis memunculkan satu kejutan terakhir yang tentu saja mengacaukan perasaan pembaca. Sebagai puncak dari akhir novel ini, penulis memunculkan jati diri sebenarnya dari orang-orang terdekat Tauke Besar. Bujang tetap teguh pada kesetiannya dengan Tauke Besar adapun Basyir ternyata berkhianat. Di bab-bab terakhir novel, Bujang bersama Parwez, Tauke Besar, dan satu tukang pukul terjebak dalam kamar Tauke Besar sesuai dengan rencana Basyir. Di detik-detik terakhir sebelum Basyir melancarkan serangannya pada Bujang, Tauke Besar berhasil menyelamatkan diri bersama dengan Bujang dan Parwez lewat jalur rahasia. Hal ini bisa dillihat dari kutipan berikut.

Saat itulah, dengan sisa tenaga, Tauke Besar mengacungkan pistol ke arah Basyir. Perhatian Basyir sempat teralihkan, dan pada saat itu juga tubuhku tergeletak di kasur Tauke. Selang bebebrapa detik, Tauke langsung menekan tombol rahasia yang berhasil membawa kasur Tauke Besar keluar dari kamar itu (hlm 297).

Pada kutipan tersebut penulis berusaha menceritakan bahwa markas Keluarga Tong telah berada di bawah kekuasaan Basyir. Tauke Besar pun tidak berdaya seperti sebelumnya yang dalam hal ini menggunakan cara rahasia terakhir untuk keluar dari serangan Basyir.

       Di bagian akhir cerita, penulis menggambarkan tokoh Bujang yang berhasil meraih cahaya dalam hidupnya sebagai penyelasaian dari konflik yang dialaminya. Merasa sedih atas kepergian Tauke Besar, Bujang kembali berputus asa. Sebagai akhir cerita, Bujang berhasil bangkit dengan nasihat-nasihat yang diperoleh dari guru-gurunya untuk merebut kembali kekuasaan Keluarga Tong. Hal ini bisa dilihat dari kutipan berikut.

Agam, kembalilah. Pulanglah kepada Tuhanmu. Aku tahu kau tidak akan pernah menyentuh apa pun yang diharamkan agama sesuai dengan pesan mamakmu.  Hidup ini tidak pernah tentang mengalahkan siapa pun. Hidup ini hanya tentang kedamaian di hatimu (hlm 340).  Kau punya kesempatan untuk menafsirkan ulang rasa takutmu." Nasihat tuan Imam (hlm 341)

Kutipan tersebut merupakan nasihat yang begitu bermakna bagi Bujang. Selepas itu, Bujang menyadari tanggung jawabnya yang tak seharusnya memendam sedih berlarut-larut melainkan memenuhi tanggung jawabnya kepada Tauke Besar untuk mempertahankan keluarga Tong.

      Sebagai penutup cerita, penulis mengisahkan bahwa Bujang berhasil mengambil alih Keluarga Tong dan menjadi Tauke Besar baru. Dengan berbagai macam pengalaman hidup sebelumnya, Bujang telah pulang dengan jati diri yang baru. Hal ini bisa dilihat dari kutipan berikut.

"Mamak, Bujang pulang hari ini. Tidak hanya pulang bersimpuh di pusaranmu, tapi juga telah pulang kepada panggilan Tuhan. Sungguh, sejauh apa pun kehidupan menyesatkan, segelap apa pun hitamnya jalan yang kutempuh, Tuhan selalu memanggil kami untuk pulang" (hlm 400).

Begitulah Tere Liye mengakhiri kisah novel Pulang dengan perasaan yang mendamaikan fisik dan batin. Perasaan yang membuat Bujang pulang ke hakikat yang sesungguhnya, pulang dari kegelapan yang menyesatkan selama ini dan kembali memiliki rasa takut terhadap sang penguasa.

     Agam atau lebih dikenal dengan nama Bujang dan Si Babi Hutan dalam novel Pulang adalah seorang putra dari Samad dan Midah. Dalam novel, Bujang digambarkan sebagai seorang pemuda dengan pribadi yang pemberani dan punya rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun