Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Elyana dan Pernikahan Kedua

24 September 2023   17:24 Diperbarui: 24 September 2023   17:30 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi Elyana tak keberatan jika harus mengalami hal yang sama. Dia akan menjaga anaknya yang sedang sakit meski suaminya tidur pulas. Dia baru akan merasa berarti jika kehadirannya dibutuhkan oleh anak-anaknya. Elyana akan memberikan seluruh hidupnya.

"Baiklah. Apakah aku harus keluar selama proses perceraian; atau kau ingin aku tetap menjagamu dulu?" tanya Willy setelah mendengar semuanya. Dia merasa berat hati, tapi dia tidak ingin membuat Elyana menderita.

"Aku ingin mempunyai rumah yang baru. Rumah ini bisa membuatku gila karena dipenuhi kenangan kebersamaan kita. Sebagai gantinya kau boleh ambil semua perhiasanku. Tolong carikan rumah yang cukup nyaman."

*

Akhirnya surat perceraian pun sampai di tangan Elyana. Dia merasa lega. 

Sebenarnya dengan keputusan ini, dia merasa dirinya sudah berlaku tidak adil kepada Willy. Dia terlalu egois.

Di sisi lain, mantan suaminya tak melepaskannya pergi membawa tangan kosong. Willy membekalinya dengan tabungan yang cukup. Bahkan akan mengurus segala sesuatunya jika dia ingin memulai usaha. 

Elyana menolaknya. Dia tidak ingin nantinya disibukkan dengan urusan mencari uang. Dia ingin menjadi ibu seutuhnya.

"Baiklah jika itu keinginanmu." Willy pun berlalu.

Sejak sat itu Elyana tidak pernah memikirkan Willy lagi. Dia juga tidak pernah mencoba menghubunginya sekedar menanyakan kabar atau mengundangnya saat dia menikah dengan Edy.

Salah satu teman lamanya mengenalkan Elyana dengan sepupunya. Pria itu bernama Edy. Dia bekerja di salah satu perusahaan sebagai akuntan senior.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun