Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Aku Suka Caramu Memandang Kereta di Kejauhan

28 Mei 2024   19:56 Diperbarui: 29 Mei 2024   00:01 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang memandang jauh di stasiun kereta. Foto oleh Michael Noel/ pexels 

Sejak itu entah kenapa kamu seperti sengaja menghindar dariku, ada saja alasanmu. Ada apa? Aku bertanya-tanya dalam hati. Kutanya lewat we-a kamu menjawab singkat: Sibuk!

Akhirnya kamu tak bisa lagi menghindar. Aku sengaja menunggumu di depan tempatmu bekerja. Aku membawamu ke ..., "Taman Kota atau kafe?" Aku menawarkan.

"Sambil jalan aja."

Aku setuju. Setelah beberapa langkah dan kurasa cukup tepat, "Kenapa? Kenapa kamu menghindar dariku?" Akhirnya terucap juga tanya itu.

"Sudahlah, kamu kuanggap adik saja. Aku, kita, tak perlu berharap lebih jauh."

"Itu? Karena itu? Karena soal usia? Aduh, kamu kok baperan begitu, sih? Apa aku terlihat seperti kekanak-kanakan, begitu?"

"Ng, nggak."

"Lantas?"

"Aku tidak ingin kamu menjadi lelaki yang kelima mengecewakan harapanku. Sebelum hatiku terlalu dalam terhadap dirimu." Kamu menatapku.

"Aku bukan lelaki yang kelima. Tapi lelaki yang pertama."

Kamu tertawa, seperti tak yakin. "Juga," katamu lagi. "Kamu sering mengatakan ingin beda dengan sinetron-sinetron itu. Tapi aku lain. Aku ingin seperti dalam sinetron itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun