Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Aku Suka Caramu Memandang Kereta di Kejauhan

28 Mei 2024   19:56 Diperbarui: 29 Mei 2024   00:01 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang memandang jauh di stasiun kereta. Foto oleh Michael Noel/ pexels 

"Maksudmu?"

"Kamu tahu, kebanyakan sinetron itu berakhir sama." Kamu menatapku tajam. "Aku ingin happy ending."

***

Lima bulan. Bagi sebagian orang mungkin itu waktu yang sangat pendek untuk ukuran sebuah, katakanlah, pacaran. Tapi untukku sudah cukup. Itu sebabnya pagi ini aku mengajakmu ke sebuah tempat, sebuah restoran yang tak terlalu besar. Tapi penataan ruangannya begitu menarik. Restoran ini cukup banyak direkomendasikan di media sosial.

Masih sepi. Tentu saja, ini bukannya jam makan. Jam 10 pagi. Kulihat kamu tak terlalu antusias. Kau pun tak begitu memperhatikan hiasan-hiasan di dinding.

Kita duduk berhadap-hadapan. Kamu tak berselera untuk memesan makanan. Akhirnya kita hanya memesan minuman. 

Kubaca kegelisahanmu. "Ada apa sebenarnya, nggak biasanya kamu mengajakku sepagi ini?" Akhirnya kamu tak tahan untuk tak bersuara.

Aku diam. Malah sibuk mengetikkan sesuatu di HP. Kamu jengkel, hingga tak memperhatikan ada beberapa tamu datang. Duduk dekat kita.

"Sudah! Kita sudahi semuanya!" Kamu meledak.

Baru aku menatapmu. "Oke." Aku mengangguk.

"Kamu setuju?" Itu bukan pertanyaan tapi ungkapan kekecewaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun