Aku teringat Agnes. Ah, gadis tak berdosa itu tak boleh dilibatkan. Aku harus menyelamatkan gadis itu. Dengan menyusuri lorong-lorong rahasia aku menuju ruangan Agnes di mana selama ini ia tinggal.
Di sebuah lorong aku terjebak. Di hadapanku seorang bertopeng menghadangku, dengan senjata berat yang siap tembak ke arahku. Tak bisa lagi menghindar. Aku masih mencemaskan keselamatan Agnes. Apakah dia tertangkap? Atau tewas?
Orang yang di hadapanku membuka topengnya.
***
Bingkai 2.
Gelap.
Aku tidak tahu sudah berapa lama. Terasa berputar-putar. Potongan-potongan gambar yang datang silih berganti. Aku yang liar, hidup di jalanan. Melakukan tindakan kriminal kecil-kecilan hingga perampokan. Sampai suatu ketika ketika aku dan kawan-kawanku merampok sebuah mini market, kepergok sepasukan polisi. Rupanya selama ini kami sudah menjadi target mereka. Baku tembak pun terjadi. Semua temanku tewas. Sebuah ledakan membuat aku tak ingat apa-apa lagi.
Suara-suara: "... Dia sudah siuman ...; ... kita tak salah merekrutnya? ... kalau gagal? ... Kita bersihkan ...."
***
Tempat apa ini?
Beberapa hari ini aku dikelilingi orang-orang berwajah dingin. Termasuk lelaki di hadapanku sekarang. Usianya mungkin di atasku sedikit. Ia menyodorkan beberapa foto dan potongan-potongan video berita tentang kontak senjata di sebuah mini market. Juga video upacara penguburanku. Aku? Aku ...?