Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Semoga Tetanggaku Ada yang Meninggal

27 Juli 2019   22:24 Diperbarui: 27 Juli 2019   22:36 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau benar ia sedang mempraktekkan ilmu hitam, kita usir dia dari kampung ini."

"Ya, usir! "

***

Tepat tengah malam belasan lelaki dewasa mengendap-endap menuju rumah Pak Slamet. Rumah Pak Slamet yang sebagian dindingnya terbuat dari papan membuat orang-orang itu mudah mengintip ke dalam. Pak Slamet terlihat masih tidur. Sampai jam 12 : 00 belum terlihat sesuatu yang mencurigakan. 

Jam satu dini hari. Masih hening. 

Sekitar jam tiga jelang subuh, napas orang-orang yang mengintip itu seperti tertahan. Pak Slamet terbangun. 

Ada gerakan bayangan menuju arah belakang. Suara-suara air diciduk, suara seperti orang berwudhu. Wudhu? Sholat? 

Orang-orang berpandangan, ragu. 

Ah, tidak. Tunggu saja. 

Mengintip lagi. Terlihat Pak Slamet sholat. Selesai sholat berdoa. Biasa saja. Apa yang aneh? 

Orang-orang semakin ragu. Sebagian lagi merasa bersalah, karena mencurigai Pak Slamet dengan tuduhan yang bukan-bukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun