Di teras, kursi empuk, sofa, pemandangan,
hutan, udara segar.
langit biru tersenyum seru padaku.
katanya dia bisa melihat dirinya sendiri di dalam kuburnya.
tanah liat merah, basah, dingin, tidak bisa bergerak.
akan tetapi, ketika aku membungkusnya dengan selimut,
dia bilang mungkin dia akan hidup.
apakah kau tidak mendapatkan itu dari transfusi darah?
tanya mariama.
sepanjang sore berfoto bersama
di antara kembang tempuyung.
mariamam mencuri umbi
untuk ditanam di halaman belakangnya sendiri,
rumah masa kecilnya.
membenci apa pun yang bukan saat itu.
perasaan kehilangan seperti statis tak mau pergi,
kata penyiar di radio.
menyajikan sambal matah untuk tamunya