Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pilkardus

9 Juli 2021   20:23 Diperbarui: 9 Juli 2021   21:17 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Terhuyung-huyung, Quinna kembali ke workshop-nya, bertekad untuk menyibukkan diri dengan pekerjaan dan mengusir pikiran tentang bapak. Lampu berkedip di ponselnya memberi tahu ada notifikasi penting baru. Avatarnya cukup pintar untuk tidak mengganggu pembicaraannya dengan bapaknya. Meskipun tidak bisa mendengarkan, jadi qushe tidak membunyikan sederet notifikasi yang dibuat Wisnu.

Kali ini, dia menyaksikan seluruh tayangan podcast kekasihnya itu, karena ibubya akhirnya membuka rahasia yang dia simpan selama dua puluh tahun. Meskipun orang-orang telah menduga bahwa ibunya punya anak dari mantan presiden, dia tidak pernah mengumumkan secara terbuka.

"Kami punya anak perempuan," kata ibunya, memamerkan foto keluarga untuk pertama kalinya di depan umum. "Beri dia kesempatan untuk melihat bahwa bapaknya adalah pemimpin yang baik."

Tanggapan orang-orang sebagian besar hangat. Banyak komentar memujinya karena tetap setia pada pria yang dipenjara selama dua dasawarsa. Banyak lagi yang mengatakan bahwa jika ibunya tetap mencintainya selama ini, maka dia tidak seburuk yang dicatat dalam buku sejarah, bahwa mungkin sisi yang dilihatnya seseorang yang memimpin bangsa keluar dari kemiskinan dan neokolonialisme, melebihi keburukannya, yang muncul hanya karena dia berusaha melindungi negara dari lawan di bawah pengaruh kekuatan asing. Tidak ada yang bisa mencintai monster, bantah mereka, dan dia bisa melihat semua itu karena cara Wisnu menyusun berita.

Dia menggigit bibirnya, karena amarahnya terhadap Wisnu berkobar. Emosi karena bertemu bapaknya berhasil dikendalikannya, tetapi sekarang, melihat bagaimana kekasihnya dengan hati-hati mengucapkan kata-katanya untuk mengubah opini publik agar mendukung mantan presiden Wilogo, membuat lahar panas mengalir keluar dari matanya dan membakar pipinya.

Mengapa, Wisnu? Mengapa?

Wisnu tahu bagaimana perasaannya tentang ibunya, tentang bapaknya, jadi mengapa beritanya menjadi kampanye publisitas untuk bapaknya? Mengapa dia membuang semua etikanya sebagai jurnalis? Mengapa dia tidak mengingatkan pemirsa bahwa bapaknya memperkosa banyak wanita, dan bahwa dia telah menyiksa sampai mati dua puluh ribu lawan politik di tahun-tahun terakhir pemerintahannya yang korup?

Mengapa, Wisnu, mengapa?

Quinna menyeka air mata dari pipinya dan sekaligus membencinya karena itu mengingatkannya pada yang telah diperbuatnya.

Aku adalah salinan bapak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun