Mohon tunggu...
Zaudah Muhammad Awwad
Zaudah Muhammad Awwad Mohon Tunggu... Foto/Videografer - MAHASISWA

42321010026 - Dosen pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Desain Komunikasi Visual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2: Pencegahan Korupsi dan Kejahatan Pendekatan Paidea

9 November 2022   22:17 Diperbarui: 9 November 2022   22:51 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Kepolisian Indonesia kerap mendapat sorotan sebagai salah satu institusi terkorup di negeri ini. Namun, ketika ditanya apakah mereka percaya dengan polisi setempat di kota atau daerah tempat tinggal mereka, 88% orang Indonesia menjawab ya. Setidaknya 7 dari 10 orang Indonesia telah menyatakan kepercayaan pada polisi setempat dalam survei yang dilakukan setiap tahun sejak 2006. Para pengamat juga menyalahkan ketidakjujuran dalam sistem peradilan Indonesia karena membatasi efektivitas beberapa upaya anti-korupsi. Namun, lima puluh enam persen orang Indonesia mengatakan bahwa mereka percaya pada sistem peradilan negara, naik dari 37% pada tahun 2010 dan 43% pada tahun 2006.

 

Meski Kepemimpinan Berubah, Orang Indonesia Mengatakan Korupsi Melimpah

 

Sudah lama dianggap sebagai salah satu negara terkorup di dunia, kisah-kisah korupsi terus melanda Indonesia meskipun Indonesia telah bergeser dari negara otokratis ke negara demokrasi menjelang pergantian abad ke-21. Mantan pemimpin Suharto memerintah sebagai diktator negara selama lebih dari 30 tahun sampai dipaksa turun dari jabatannya oleh protes rakyat sebagai tanggapan atas sifat korup kediktatorannya, termasuk mencuri antara $15 miliar hingga $35 miliar dari dana negara untuk keuntungan pribadi keluarganya. Kerusuhan pada tahun 1998, didorong oleh pergolakan ekonomi dan politik serta tuduhan korupsi di seluruh kepemimpinan, mengakhiri kekuasaan Suharto dan membuka jalan bagi demokrasi di negara terpadat keempat di dunia.

 

Setelah bertahun-tahun reformasi setelah pengunduran diri Suharto, Indonesia mengadakan pemilihan presiden langsung pertamanya pada tahun 2004. Berkampanye pada platform yang mencakup janji untuk memberantas korupsi - dan mendapat julukan "Tuan Bersih" - Susilo Bambang Yudhoyono memenangkan kemenangan telak tahun itu dan kembali -pemilu 2009. Pendapat tentang efektivitas Yudhoyono dalam mengurangi korupsi beragam. Pada tahun 2009, Yudhoyono sendiri mengatakan butuh satu dekade atau lebih untuk membersihkan negara dari masalah korupsi. Tapi jajak pendapat Gallup yang dimulai pada pertengahan masa jabatan pertama Yudhoyono sebagai presiden menunjukkan orang Indonesia sekarang lebih mungkin daripada tahun 2006 untuk mengatakan korupsi tersebar luas di seluruh bisnis dan pemerintahan.

 

Persentase orang Indonesia yang mengatakan korupsi meluas di seluruh pemerintahan negara tumbuh menjadi 91% pada tahun 2011 dari 84% pada tahun 2006, sedangkan persentase mereka yang menunjukkan korupsi yang luas dalam bisnis Indonesia meningkat menjadi 86% pada tahun 2011 dari 75% pada tahun 2006. Hanya pada tahun 2009 - tahun terpilihnya kembali Yudhoyono - orang Indonesia lebih kecil kemungkinannya daripada sekarang untuk mengatakan bahwa korupsi tersebar luas di seluruh kepemimpinan dan bisnis negara.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun