Mohon tunggu...
Dongeng Pilihan

Putri Bah Tei # 4

4 Mei 2016   18:49 Diperbarui: 15 Juni 2016   17:17 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Hati-hati Tei, semak-semak ini terlalu banyak jadi kita harus pelan-pelan. Siapa tahu masih ada lumpur hidup disekitar semak-semak ini. Kita bisa terjebak lagi.”

“Ya Joko, mudah-mudahan tak ada lagi lumpur hidup disekitar sini. Tapi ada kau Joko, aku bisa tenang sekarang. Sudah jadi apa aku jika kau tak menolongku malam itu? Bisa-bisa aku sekarang mendekam dalam penjara Blancak Nyilu.”

Mereka berdua pun terus berjalan menyusuri semak-semak belukar, kini mereka serasa bukan majikan dan anak buah lagi, namun mereka serasa sejoli yang lagi asyik membawa perasaan masing-masing yang belum sempat terucapkan meski benih-benih rasa purba mulai tumbuh subur diantara relung hati yang terdalam, dan angin seakan-akan mulai menggoda dan hadir menjelma menjadi sukma yang lembut membelai wajah mereka berdua.

Ah, angin kabarkan sesuatu padanya,

Rindu dan cinta mulai menggoda,

Hati dan pikiran tak kan tenang jadinya,

Sebelum terketuk hatinya untuk mengucapkan kata suci,

Yaitu cinta abadi, selamanya.

Biarkan bintang gemintang terus bersinar,

Biarkan rembulan terus berjalan,

Dan biarkan bumi terus berputar,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun