"Oh, tidak! Zahra yang baik tidak punya sopan santun? Oh ya? Tapi saya punya uang untuk itu"
Aku mengeluarkan kartu dari saku, mengangkatnya sambil menyeringai.
"Uang menyelesaikan segalanya bukan? Saya akan membeli sopan santun. Yang seperti apa? Seperti milik Luna? Atau seperti sopan santun Bibi?"
"Itu kartu milik orang tua sa.."
Aku membungkam mulutnya dengan sapu tangan. Berisik dan mengeluarkan banyak bakteri. Bagaimana mungkin ia mengkritik sopan santun jika sikapnya saja seperti ini?
"Maaf, Bibi. Kartu ini milik saya sendiri, dan Mama saya hanya membantu melengkapi data. Dan Bibi?"
"Anak pembo..."
Bibi itu mencoba mendorongku agar aku terjatuh, namun sayangnya ia terpeleset lalu terjatuh ke tanah.
"Ups, tidak sengaja Bibi. Baiklah, ini ada kartu untuk mencari anak Bibi yang hilang bersama pacarnya. Isinya lumayan. Kalau kurang, silahkan mencari saya."
Aku tersenyum, meninggalkan Bibi itu yang membersihkan bajunya. Aku yakin dari tatapan matanya ia akan kembali lagi untuk mencariku, Ia menganggap aku dapat dijadikan sumber keuangan.
"Bibi itu hanya mencoba mencari sumber uang agar anaknya bisa di temukan tanpa mengeluarkan biaya. Sangat disayangkan sekali!"