"Mah, anakmu ini mau sekolah bukan tawuran. Jangan gitu liatnya. Seram!"
"Jangan buat masalah, Papah belum memberi uang lebih buat mainanmu"
"Iya, Mah."
**
"Hey, kamu! Kemari! Apa yang kau lakukan sampai Luna tidak pulang!?"
Aku mengusap pipiku. Cuih! Dia memberi banyak bakteri di wajahku.
"Saya? Apa yang Bibi bicarakan? Saya saja tidak ikut ekskul bersama mereka kemarin. Bagaimana mungkin saya yang membuat mereka hilang?"
"Kamu tidak usah berbohong kepada saya!"
"Siapa yang berbohong Bibi? Dan itu, tolong pelan-pelan saja bicaranya. Perawatan wajah saya mahal, dan jangan sampai terkena banyak bakteri dari mulut Bibi"
Aku menunjuk ke arah wajah nya, dan itu terlihat membuatnya kesal.
"Anak kurang ajar! Tidak punya sopan santun terhadap orang yang lebih tua!"