Jujur, aku sangat takut jika ada yang menyadari bahwa surat dan susu itu dariku. Mungkin saja mereka salah paham, lalu mengira bahwa aku ingin merebut hati kak Gavin.
"Biskuit susu dan suratnya sudah kuberikan kepada kak Gavin."Â
Cukup lama untuk Luna membaca pesanku. Sampai ada dering ponsel terdengar dari Luna.
KRINGG..KRINGG..
"Iya, Kak. Ada apa menelepon?"
"Apa yang kau maksud biskuit susu untuk Gavin!? Gavin alergi susu! Dan biskuit itu bukannya untukmu, Zahra?"
"Ah, rupanya Kak Gavin juga alergi susu. Maaf Kak, aku tidak bisa menerima biskuit itu karena aku tidak bisa memakan olahan yang memiliki kandungan susu. Lalu, sekarang bagaimana? Bukankah Kakak bisa bilang ke kak Gavin, kalau biskuit itu bukan untuknya?"
"Kurasa.."
TUTT..
Panggilan itu berakhir, tanpa salam dan ucapan terima kasih. Aku paham kalau sebenarnya ada kesalahan dalam pemberian itu, tapi bukankah seharusnya ia berterima kasih karena sudah kubantu?Â
Sungguh tidak tahu tata krama! batinku.