Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teori Kebahagiaan Integral

25 Januari 2025   09:34 Diperbarui: 25 Januari 2025   09:34 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Sumber Sekunder: Kajian modern yang mengkritisi atau mengembangkan teori kebahagiaan, termasuk penelitian tentang kebahagiaan dalam konteks teknologi, globalisasi, dan dinamika sosial. Studi literatur bertujuan untuk mengidentifikasi elemen-elemen utama kebahagiaan dari berbagai tradisi dan mengungkap keterbatasannya dalam konteks modern.

Refleksi Kritis

Melalui refleksi filosofis, penulis mengevaluasi relevansi panduan klasik terhadap tantangan kehidupan kontemporer. 

1. Kritik terhadap paradigma klasik digunakan sebagai pijakan untuk mengembangkan teori kebahagiaan integral. 

Pendekatan ini memastikan bahwa teori kebahagiaan integral tidak hanya didasarkan pada sintesis ide-ide sebelumnya, tetapi juga pada pemahaman kritis tentang kebutuhan modern.

2. Pembandingan Empiris antara Panduan Klasik dan Teori Kebahagiaan Integral

Sebagai bagian dari metodologi, penelitian ini mencakup pembandingan empiris melalui studi kasus dan analisis data sekunder:

3. Studi Kasus Kontekstual

Studi kasus diambil dari kehidupan individu atau komunitas yang mencoba menerapkan panduan klasik atau elemen dari teori kebahagiaan integral. Misalnya: 

Panduan Klasik: Kehidupan seorang stoik yang fokus pada pengendalian diri tetapi menghadapi kesulitan dalam mengelola tuntutan pekerjaan modern. 

Teori Kebahagiaan Integral: Praktik kebersyukuran aktif dan penerimaan aktif pada individu yang mengelola kehidupan keluarga dan karier dengan pendekatan holistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun