1. Fokus Mono-Dimensional: Pendekatan seperti hedonisme terlalu menekankan aspek eksternal, sementara eudaimonia dan stoikisme fokus pada dimensi internal, tanpa mempertimbangkan hubungan keduanya secara holistik.
2. Kurang Adaptif terhadap Kompleksitas Modern: Panduan klasik sering kali tidak mengantisipasi tantangan seperti globalisasi, tekanan teknologi, dan krisis ekologi yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern.
3. Keterbatasan Universalitas: Banyak pendekatan klasik lahir dalam konteks budaya dan sejarah tertentu, sehingga aplikasinya kurang relevan dalam masyarakat pluralistik dan dinamis saat ini.
4. Minimnya Integrasi Dimensi Eksternal dan Internal: Panduan klasik cenderung mengabaikan hubungan timbal balik antara kebahagiaan individu dengan dinamika sosial dan ekologis.
Konsep Kebahagiaan Integral
Teori kebahagiaan integral mengusulkan pendekatan holistik yang menggabungkan elemen-elemen berikut:
1. Harmoni Proses
Kebahagiaan bukan hanya tujuan akhir, tetapi juga ditemukan dalam proses yang berkelanjutan. Fokus pada harmoni proses memungkinkan individu menikmati perjalanan tanpa tergantung pada hasil.
2. Kebermaknaan
Kebahagiaan bersifat transendental ketika terhubung dengan makna yang lebih besar. Kebermaknaan dapat ditemukan melalui kontribusi sosial, hubungan interpersonal, dan pencapaian tujuan yang selaras dengan nilai-nilai personal.
3. Penerimaan Aktif