Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teori Kebahagiaan Integral

25 Januari 2025   09:34 Diperbarui: 25 Januari 2025   09:34 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori Kebahagiaan Integral tidak hanya memberikan pendekatan baru untuk memahami dan mencapai kebahagiaan, tetapi juga menjembatani kesenjangan antara pandangan klasik dan kebutuhan modern. Dengan landasan yang kuat secara filosofis, empiris, historis, spiritual, dan tokoh, teori ini menawarkan arah yang lebih menyeluruh dan relevan untuk mengejar kebahagiaan yang bermakna dan berkelanjutan. Sebagai langkah lanjut, pengaplikasian dan pengujian teori ini dalam berbagai dimensi kehidupan manusia dapat menjadi kontribusi signifikan terhadap pemahaman kebahagiaan universal.

Referensi

Aristotle. (2004). Nicomachean Ethics (R. Crisp, Trans.). Cambridge University Press. Sebagai dasar pemikiran eudaimonia dalam tradisi kebahagiaan klasik.

Diener, E., & Seligman, M. E. P. (2004). Beyond money: Toward an economy of well-being. Psychological Science in the Public Interest, 5(1), 1--31. Mengulas pentingnya faktor non-material dalam mencapai kebahagiaan.

Frankl, V. E. (1984). Man's Search for Meaning. Beacon Press. Perspektif makna hidup sebagai kunci untuk mengatasi penderitaan.

Kabat-Zinn, J. (2003). Mindfulness-based interventions in context: Past, present, and future. Clinical Psychology: Science and Practice, 10(2), 144--156. Sebagai landasan konsep penerimaan aktif.

Ryff, C. D., & Keyes, C. L. M. (1995). The structure of psychological well-being revisited. Journal of Personality and Social Psychology, 69(4), 719--727. Menyediakan kerangka empiris untuk memahami kesejahteraan multidimensional.

Haidt, J. (2006). The Happiness Hypothesis: Finding Modern Truth in Ancient Wisdom. Basic Books. Perbandingan antara panduan kebahagiaan klasik dan modern.

Buddhaghosa. (2010). The Path of Purification (B. Nyanamoli, Trans.). Pariyatti Publishing. Sebagai pandangan klasik Buddhisme tentang penerimaan dan kebersyukuran.

Al-Ghazali. (2000). The Alchemy of Happiness (C. Field, Trans.). Islamic Texts Society. Ajaran Islam tentang kebahagiaan yang seimbang antara dunia dan akhirat.

Peterson, J. B. (2018). 12 Rules for Life: An Antidote to Chaos. Random House Canada. Mengulas relevansi tanggung jawab dalam mencapai kebahagiaan bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun