Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teori Kebahagiaan Integral

25 Januari 2025   09:34 Diperbarui: 25 Januari 2025   09:34 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan merangkum elemen-elemen ini, teori kebahagiaan integral menawarkan panduan yang tidak hanya relevan, tetapi juga dapat diterapkan secara praktis untuk menghadapi kompleksitas dan dinamika era modern.qqqq

Validasi Filosofis, Empirik, dan Spiritual

1. Argumen Filosofis: Konsistensi Logis dan Koherensi Antar-Elemen

Teori kebahagiaan integral memenuhi syarat validasi filosofis melalui beberapa pendekatan:

a. Konsistensi Logis: Kelima elemen (proses, makna, penerimaan, kebersyukuran, dan ketahanan mental) saling melengkapi dan tidak bertentangan. Contoh: Kebersyukuran tidak menghilangkan kebutuhan akan ketahanan mental, tetapi memperkuat kemampuan untuk bangkit dari kesulitan.

b. Koherensi Antar-Elemen: Elemen-elemen ini membentuk sistem holistik di mana setiap elemen mendukung elemen lainnya. Contoh: Harmoni proses meningkatkan kemampuan seseorang untuk menemukan kebermaknaan dalam tindakan, yang pada gilirannya memupuk rasa kebersyukuran.

c. Ketahanan terhadap Kritik Mono-Dimensional: Berbeda dengan hedonisme atau stoikisme yang fokus pada satu aspek kebahagiaan, teori ini menjawab kompleksitas manusia dengan pendekatan multidimensional yang dinamis.

2. Validasi Empiris: Kesesuaian dengan Penelitian Psikologi Modern

Teori kebahagiaan integral memiliki landasan empiris yang kuat melalui penelitian di bidang psikologi positif, sosiologi, dan neuroscience:

a. Psikologi Positif: Penelitian Martin Seligman tentang "PERMA model" (Positive Emotion, Engagement, Relationships, Meaning, Accomplishment) sejalan dengan elemen teori kebahagiaan integral. Contoh empiris: Studi menunjukkan bahwa individu yang fokus pada makna dan kebersyukuran memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dan lebih tahan terhadap stres.

b. Neuroscience: Penerimaan aktif dan kebersyukuran telah terbukti meningkatkan aktivitas di korteks prefrontal medial, area otak yang terkait dengan regulasi emosi dan kepuasan. Studi pencitraan otak menunjukkan bahwa praktik kebersyukuran dapat meningkatkan hormon dopamin dan oksitosin, yang memperkuat perasaan kesejahteraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun