Stabilitas: Apa yang membuat sistem tetap stabil meskipun berada dalam lingkungan yang dinamis? Misalnya, bagaimana parameter tertentu bertindak sebagai katalis stabilitas dalam sistem yang kompleks?
Hasil akhirnya adalah sebuah teori matematis integratif yang tidak hanya deskriptif tetapi juga prediktif dan aplikatif, menjadikannya alat yang ampuh untuk memahami dan mengontrol sistem adaptif di berbagai disiplin ilmu
I. Dasar Teoretis
1. Konsep Dasar yang Digunakan
a. Assembly Theory: Kompleksitas Urutan dalam Pembentukan Struktur
Assembly Theory, yang awalnya dikembangkan dalam konteks biologi dan kimia, menjelaskan bagaimana struktur kompleks terbentuk melalui kombinasi unit dasar yang diatur dalam urutan tertentu. Dalam konteks ini, kompleksitas diukur berdasarkan jumlah langkah minimal yang diperlukan untuk merakit struktur tertentu.
Pada sistem adaptif, teori ini relevan dalam:
Identifikasi jalur interaksi optimal: Misalnya, bagaimana enam parameter kecerdasan dapat dirangkai untuk menciptakan hasil sinergis.
Pemahaman modularitas: Parameter kecerdasan dapat dianggap sebagai modul yang memiliki berbagai kemungkinan interaksi. Jalur yang lebih kompleks menunjukkan kemungkinan sinergi yang lebih besar, tetapi juga meningkatkan risiko kegagalan sistemik.
Pemodelan evolusi struktur: Assembly Theory memungkinkan kita memetakan bagaimana struktur sistem adaptif berkembang dari hubungan sederhana menuju pola yang lebih rumit.
b. Click Chemistry: Probabilitas dan Dinamika Reaksi Antar Elemen