Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Matematika Sistem Berbasis Kompleksitas, Probabilitas, Stabilitas, dan Waktu.

19 Januari 2025   10:20 Diperbarui: 23 Januari 2025   12:06 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Untuk mendemonstrasikan validitas teori, kami mengambil konteks empiris dalam sosiologi, khususnya tentang dinamika interaksi antar suku yang awalnya terpisah. Interaksi ini mengikuti pola kompleks yang dapat direpresentasikan melalui Synergy Node (N), Synergy Matrix (M_t), dan Complexity State (C_t) yang telah dirumuskan dalam teori.

1. Konteks Empiris: Interaksi Antar Suku

Dalam sejarah awal masyarakat manusia, katakanlah terdapat 6 suku terpisah (misalnya, S1,S2,S3,S4,S5,S6. Pada awalnya, setiap suku hidup dalam isolasi tanpa interaksi berarti dengan suku lainnya. Namun, seiring waktu, kondisi sosial dan lingkungan memaksa interaksi antar suku mulai terjadi. Interaksi tersebut:Positif yang melibatkan kerja sama, perdagangan, atau pembentukan aliansi, atau Negatif yang melibatkan konflik, perebutan sumber daya, atau perang. Setiap interaksi ini dapat direpresentasikan sebagai kombinasi dua atau lebih suku yang saling berinteraksi.

2. Pola Interaksi: Kombinasi Suku

Interaksi antar suku dapat diwakili secara matematis sebagai kombinasi dari n parameter, di mana n=6. Kombinasi ini mengikuti level-level berikut: Level 1: Tidak ada interaksi, setiap suku berdiri sendiri (C(6,1) = 6). Level 2: Interaksi dua suku (C(6,2)=15. Level 3: Interaksi tiga suku (C(6,3)=20. Level 4: Interaksi empat suku (C(6,4)=15. Level 5: Interaksi lima suku (C(6,5)=6. Level 6: Semua enam suku berinteraksi (C(6,6)=1. Interaksi pada setiap level menghasilkan pola hubungan berbeda yang dapat digambarkan dalam Synergy Matrix (M_t).

3. Representasi Synergy Matrix (M_t)

Setiap interaksi antar suku memiliki bobot yang menggambarkan intensitas dan sifat interaksi: Bobot positif (+1,+2): Menunjukkan kerja sama, aliansi, atau pertukaran yang saling menguntungkan. Bobot negatif (−1,−2): Menunjukkan konflik, persaingan, atau interaksi destruktif. Bobot nol (0): Tidak ada interaksi.

Sebagai contoh, matriks interaksi pada Level 2 (dua suku berinteraksi) dapat direpresentasikan sebagai berikut:

Mt=[0w120000w120w230000w230w340000w340w450000w450w560000w560]M_t = \begin{bmatrix} 0 & w_{12} & 0 & 0 & 0 & 0 \\ w_{12} & 0 & w_{23} & 0 & 0 & 0 \\ 0 & w_{23} & 0 & w_{34} & 0 & 0 \\ 0 & 0 & w_{34} & 0 & w_{45} & 0 \\ 0 & 0 & 0 & w_{45} & 0 & w_{56} \\ 0 & 0 & 0 & 0 & w_{56} & 0 \end{bmatrix}

Di mana wij adalah bobot interaksi antara suku i dan j.

4. Kompleksitas Interaksi: Synergy Complexity

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun