Secara keseluruhan, hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa model ini mampu menjelaskan dinamika pencapaian individu dengan lebih komprehensif, dengan penekanan bahwa setiap komponen memiliki fungsi yang saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain untuk mencapai hasil yang optimal.
Hubungan antara self-reflection sebagai "rem" dan social navigation sebagai "panduan":
Temuan yang menarik dari analisis adalah hubungan antara self-reflection (rem) dan social acceptance (navigation system). Self-reflection berfungsi untuk mengevaluasi dan mengatur kecepatan serta arah individu dalam mencapai tujuan, berfungsi seperti rem dalam kendaraan yang menjaga agar individu tidak meluncur terlalu cepat atau tersesat dalam perjalanan mereka. Sebaliknya, social navigation memberikan panduan yang memastikan individu berada pada jalur yang benar sesuai dengan norma dan harapan sosial.
Penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki kemampuan untuk merefleksikan tindakan mereka dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial akan lebih sukses dalam mencapai tujuan jangka panjang. Self-reflection memastikan bahwa individu tidak terjebak dalam pola perilaku yang salah, sedangkan social navigation memberi mereka petunjuk dan peluang yang lebih baik untuk berkolaborasi dan mendapatkan dukungan dari orang lain.
Dalam konteks ini, self-reflection (rem) dan social navigation (panduan) bekerja secara sinergis. Sebagai contoh, dalam lingkungan pendidikan, seorang mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk refleksi diri akan lebih cepat menyadari kekurangan mereka dan mencari jalur yang lebih sesuai dengan dukungan sosial yang ada, seperti meminta bantuan dari teman atau mentor. Pengaturan ini menunjukkan betapa pentingnya kedua elemen ini dalam menjaga keseimbangan antara otonomi pribadi dan keberhasilan dalam konteks sosial.
Relevansi Model Three-Pedal and Navigation System dengan Tokoh-Tokoh Besar
Model Three-Pedal and Navigation System, yang mencakup self-motivation (accelerator), self-efficacy (clutch), self-reflection (brake), dan social navigation (navigation system), dapat diterapkan secara signifikan dalam memahami dinamika pencapaian individu pada tokoh-tokoh besar seperti Muhammad, Gandhi, Einstein, Steve Jobs, Elon Musk, Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie, dan Mark Zuckerberg. Setiap tokoh ini menunjukkan bagaimana keempat elemen tersebut bekerja dalam mengarahkan mereka mencapai pencapaian luar biasa, baik secara pribadi maupun dalam konteks sosial yang lebih luas.
1. Muhammad SAW
Self-Motivation (Accelerator): Nabi Muhammad SAW menunjukkan motivasi intrinsik yang luar biasa dalam misi penyebaran wahyu dan membimbing umat Islam. Motivasi beliau bukan hanya untuk mencapai kesuksesan pribadi, tetapi juga untuk memberikan dampak positif bagi umat manusia. Beliau menunjukkan ketekunan dalam menghadapi kesulitan dan tidak tergoyahkan oleh tantangan.
Self-Efficacy (Clutch): Keyakinan beliau dalam misi kenabiannya membuktikan tingkat self-efficacy yang tinggi. Meskipun menghadapi perlawanan keras dan ketidakpastian, beliau yakin bahwa tujuan akhir akan tercapai berkat kemampuan dan izin dari Tuhan.
Self-Reflection (Brake): Nabi Muhammad SAW secara teratur melakukan introspeksi dan self-reflection, baik melalui ibadah pribadi seperti shalat, maupun dalam pengambilan keputusan politik dan sosial. Beliau tidak hanya bertindak berdasarkan wahyu, tetapi juga menilai tindakan dan dampaknya terhadap umat.
Social Navigation (Navigation System): Sebagai pemimpin umat, Nabi Muhammad SAW menunjukkan kemampuan luar biasa dalam berinteraksi dengan masyarakat dan menavigasi berbagai norma sosial. Beliau tahu kapan harus mengambil pendekatan lembut dan kapan harus tegas dalam membimbing umat.
2. Mahatma Gandhi
Self-Motivation (Accelerator): Gandhi memiliki motivasi yang sangat kuat untuk memperjuangkan kemerdekaan India dengan cara damai. Self-motivation Gandhi berakar pada keyakinannya pada prinsip ahimsa (tanpa kekerasan) dan kemerdekaan sebagai hak setiap bangsa.
Self-Efficacy (Clutch): Gandhi memiliki keyakinan besar dalam kemampuan dirinya untuk memimpin perjuangan rakyat India meskipun menghadapi kekuatan kolonial Inggris yang jauh lebih besar. Self-efficacy beliau terbukti dalam cara beliau memotivasi rakyat India untuk bergerak bersama-sama dalam perjuangan tanpa kekerasan.
Self-Reflection (Brake): Gandhi banyak ber-refleksi tentang tindakan dan keputusan politiknya. Dalam menghadapi berbagai tantangan, dia menggunakan waktu untuk merenung dan menilai efektivitas pendekatannya, serta menyesuaikan diri dengan situasi yang ada.
Social Navigation (Navigation System): Gandhi memahami betul konteks sosial India dan dunia internasional saat itu. Kemampuan beliau dalam social navigation terlihat dari kemampuannya untuk membangun aliansi dengan berbagai kelompok sosial dan memanfaatkan dukungan internasional untuk mendukung perjuangan kemerdekaan.