Mohon tunggu...
Abahna Gibran
Abahna Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pembaca

Ingin terus menulis sampai tak mampu lagi menulis (Mahbub Djunaedi Quotes)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepenggal Kasih di Antara Katedral dan Istiqlal

24 Desember 2019   21:12 Diperbarui: 24 Desember 2019   21:26 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cuma itu yang mau lu katakan?"

Jaka mengangguk. "Mau kan lu maafkan?" tanya Jaka dengan tatapan yang begitu teduh.

Angie menghela nafas panjang.

Tetiba ia tersentak kaget bukan kepalang. Seorang bocah mengguncangkan tubuhnya yang sedang duduk di kursi goyang.

"Oma. Oma. Sudah malam. Ayo masuk, nanti masuk angin lho!" teriaknya.

Angie menegadahkan wajahnya. Susana komplek perumahan mewah di Pondok Indah itu begitu lengang.

Sambil berjalan menuju ruang depan dengan langkah tertatih-tatih, terbayang kembali wajah seorang bernama Jaka, temannya di tahun 80-an. Yang sedari sore tadi tetiba muncul dalam ingatan.

"Di manakah Jaka sekarang? Apakah masih hidup atau sudah meninggal?" gumamnya dalam tanya yang entah apa jawabnya.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun