"Assalamu'alaikum ... halo?"
Diam sebentar lalu ada suara laki-laki, "Kum salam ... halo ... apa benar saya bicara dengan Tri-nya Sagrip?"
"Betul ... dengan siapa ini, Pak?" Sepertinya Tri tahu siapa pemilik suara itu, tapi dia ragu-ragu.
"Ini dengan seseorang, pokoknya."
"Mas Sairin, ya? Mas Bumpet?"
"Ha? Eh ... buk ... buk.. kaan ... saya Har ... Har ... Harno ..."
"Ah ... ini pasti Mas Bumpet. Iya apa ora? Lha wong suaranya kaya Pak RT dipencet hidungnya gitu," eyel Tri. Lalu telepon di seberang seperti berpindah tangan dan terdengar seseorang memaki di latar belakang, "Asem kecut! Ketahuan!"
Suara yang lain mengambil alih pembicaraan, "Halo!"
"Halo ... siapa sih ini? Kalau mau iseng jangan pas saya lagi masak, ya! Nanti aja kalau sudah beres!"
Yakin Tri ini kelakuan Bumpet. Sejak konfrontasi dengan suaminya beberapa waktu lalu, mungkin dia masih dendam dan akan melakukan sesuatu yang tidak mengenakkan. Dia harus waspada.
"Ssshh! Dengarkan saya dulu ... " kata suara di seberang dengan suara yang dibuat-buat berwibawa, "Sepeda di depan itu, yang masih baru itu, tahu apa maksudnya?"